Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

100 Orang Pengunjuk Rasa Iran Berpotensi Dihukum Mati Rezim Pemerintah

100 Orang Pengunjuk Rasa Iran Berpotensi Dihukum Mati Rezim Pemerintah Kredit Foto: Reuters/Murad Sezer
Warta Ekonomi, Teheran -

Organisasi Iran Human Rights (IHR) telah menerbitkan 100 nama warga Iran yang menghadapi risiko hukuman mati, Selasa (27/12/2022). Hal itu karena mereka berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa memprotes kematian Mahsa Amini.

IHR mengungkapkan, 100 orang yang tercantum dalam daftarnya merupakan jumlah minimal. “Karena sebagian besar keluarga berada di bawah tekanan untuk tetap diam. Jumlah sebenarnya (yang berpotensi dihukum mati) diyakini jauh lebih tinggi,” kata IHR, dikutip laman Al Arabiya.

Baca Juga: Iran Jadi Ancaman Nomor Sekian, Intelijen Israel Punya Nama Baru Sebagai Ancaman Negara

IHR menyebut, hak para terdakwa untuk mengakses atau menyewa pengacara telah dicabut. IHR meragukan mereka dapat memperoleh proses hukum dan peradilan yang adil. 

“Dalam kasus di mana mereka berhasil melakukan kontak atau rincian kasus mereka yang dilaporkan oleh teman satu sel dan pembela hak asasi manusia, semuanya telah mengalami penyiksaan fisik dan mental untuk memaksakan pengakuan palsu yang memberatkan diri sendiri,” ungkap IHR.

IHR meminta komunitas internasional terlibat dalam menekan Iran. Awal bulan ini Iran telah mengeksekusi mati dua warganya yang berpartisipasi dalam demonstrasi, yakni Mohsen Shekari dan Majidreza Rahnavard. Dua pria yang sama-sama berusia 23 tahun itu digantung.

Pada 24 Desember lalu, Mahkamah Agung Iran menguatkan hukuman mati terhadap Mohammad Ghobadlu (22 tahun). Hukuman itu pun diperolehnya karena terlibat dalam gelombang unjuk rasa yang melanda Iran sejak September lalu.

Saat ini Iran tengah dibekap krisis akibat gelombang unjuk rasa memprotes kematian Mahsa Amini, perempuan berusia 22 tahun. Pada 13 September lalu, dia ditangkap polisi moral Iran di Teheran.

Penangkapan tersebut dilakukan karena hijab yang dikenakan Amini dianggap tak ideal. Di Iran memang terdapat peraturan berpakaian ketat untuk wanita, salah satunya harus mengenakan hijab saat berada di ruang publik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: