Perlakuan Diskriminatif Polri dalam Kasus Ferdy Sambo, Rocky Gerung: Presiden Harus Ikut Tanggung Jawab!
Perlakuan khusus yang diterima Istri mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo, Putri Candrawathi membuat orang bertanya-tanya tentang kinerja Polri.
Yang pertama, Putri hingga saat ini tidak ditahan meskipun sudah berstatus sebagai tersangka dan yang kedua, dia tidak akan mengenakan baju tahanan saat rekonstruksi kasus pembunuhan berencana Brigadir J alias Nopryansah Yosua Hutabarat pada Selasa (30/8/2022).
Mengenai alasan ini, Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Pol Andi Rian Djajadi mengungkap alasan Putri tidak mengenakan baju tahanan karena yang bersangkutan belum berstatus tahanan.
"Tersangka PC (Putri) bukan tahanan," kata Andi kepada wartawan, Senin (29/8/2022).
Sedangkan empat tersangka lainnya; Ferdy Sambo, Bharada E alias Richard Eliezer, Brigadir RR alias Ricky Rizal, dan KM alias Kuat Maruf dipastikan Andi akan memakai baju tahanan.
Filsuf, akademisi, dan intelektual publik Indonesia, Rocky Gerung mengatakan bahwa sikap istimewa ini malah akan memperburuk kemarahan publik. Ia mengatakan, masih banyak orang-orang yang mengagungkan hirarki Ferdy Sambi meskipun sudah menjadi tersangka.
Baca Juga: Rekonstruksi di Rumah Dinas Ferdy Sambo: Pistol Glock 26 Sempat Terjatuh
“Sekarang ada kesempatan untuk rekonstruksi dan memang ada hirarki kepangkatan di situ. Tapi sebetulnya, dalam kepolisian hirarki itu fungsional, jadi ada koordinator yang pangkatnya tinggi. Bukan berarti dia pangkatnya paling tinggi memiliki kekuasaan. Beda dengan militer. Militer hirarkinya memang komando,” ungkapnya.
Menurut Rocky, begitu rekonstruksi, hirarki-hirarki itu seharusnya hilang karena ini akan menunjukan perlakuan Polisi terhadap para tersangka.
“Dimensi keadilan peka sekali bagi rakyat Indonesia. Misalnya banyak kasus ibu menyusui yang tetap masuk bui. Ya sediakanlah rumah aman bagi ibu menyusui, masa mereka mau kabur dengan bayinya,” katanya.
“Kejadian ini sebenarnya kriminal biasa yang kebetulan pelaku-pelakunya punya pangkat. Tapi pangkat tidak diperlukan dalam pembuktian (pengadilan). Ya ditahan dong, seperti ibu-ibu yang lain, ibu menyusui pun masuk penjara,” tambahnya.
Rocky juga mengatakan bahwa sekarang, publik mulai menagih. Karena jika etika kepolisian buruk, maka pengendalian dari Presiden juga buruk. Sebab Presiden yang berkehendak bahwa polisi di bawah kendali dia.
“Yang tertinggi diatas adalah Presiden, jadi dia bertanggung jawab juga kenapa aparatnya melakukan tindakan diskriminatif,” kata Rocky.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty