Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dampak Penutupan PT Koba Tin terhadap Kabupaten Bangka Tengah

Dampak Penutupan PT Koba Tin terhadap Kabupaten Bangka Tengah Kredit Foto: Antara/ANTARA/Kornelis Kaha
Warta Ekonomi, Bangka Belitung -

Kabupaten Bangka Tengah merupakan salah satu di antara wilayah kabupaten/kota di Provinsi Bangka Belitung, hasil pemekaran pada tahun 2003. Wilayah Kabupaten Bangka Tengah adalah wilayah berpotensi besar dari segi sumber daya alam dan tempat beroperasinya sebuah perusahaan multi-nasional yang bergerak di sektor pertambangan, yaitu PT Koba Tin, yang mendapatkan izin eksplorasi atau pengeboran pada tahun 1971 dan melakukan eksploitasi atau pekerjaan operasionalnya mulai pada tahun 1973 di Lubuk Besar.

Setelah mulai beroperasi pertama kali pada tahun 1973, PT Koba Tin membuka kantor operasional di Lubuk Besar dengan nama kantor operasional east (timur) atau Koba Tin Operasional East. Sementara, kantor yang berada di Koba disebut dengan istilah Koba Tin Operasional West. Pemilik PT Koba Tin kala itu adalah perusahaan besar dari Australia, yakni Kayuara Mining Group dan resmi diumumkan tutup dan pailit pada tahun 2015.

Baca Juga: Bukan Kaleng-Kaleng! Royalti Batu Bara yang Dibayar Adaro Energy ke Pemerintah Meroket 315% Jadi US$1,21 Miliar

Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia tingkat perkembangan suatu wilayah dan ukuran keberhasilan pembangunan identik dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang direpresentasikan peningkatan dalam Produk Domestik Bruto (PDRB). Pada tahun 2011, pertumbuhan PDRB Kabupaten Bangka Tengah atas dasar harga kostan sebesar 5.19% masih menunjukkan tren positif.

Setelah PT Koba Tin resmi tutup dan diumumkan pailit, sangat berpengaruh terhadap ekonomi Bangka Tengah. Hal ini terlihat dalam tren pertumbuhan ekonomi yang negatif dari mulai tahun 2012 s.d. tahun 2015. Tutupnya PT Koba Tin sangat berpengaruh terhadap geliat ekonomi Kabupaten Bangka Tengah.

Sumber: data diolah, BPS

Efek dari tutupnya PT Koba Tin sangat signifikan memengaruhi ekonomi Bangka Tengah. Tahun 2016 baru mulai tumbuh dan mandiri secara ekonomi pada tahun 2016 terlihat dari pertumbuhan naik menjadi 3.05 persen dan stabil pertumbuhannya sampai dengan 2018. Sekarang Bangka Tengah sudah bisa mulai bangkit dan berusaha lepas dari ketergantungan pertambangan Timah Inconvensional, tetapi pandemi Covid membuat petumbuhan ekonomi terjadi kontraksi minus 2,86 di tahun 2020.

Tahun 2021 sudah mulai tumbuh lagi. Semoga ke depannya bisa tumbuh lagi bahkan melebihi pertumbuhan saat ada PT Koba Tin sehingga menjadi Kabupaten yang mandiri tidak tergantung dari pertambangan, tetapi sektor lain mampu menopang perekonomian.

Ratih Kusumastuti, Peneliti Bappelitbangda Bangka Tengah

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: