Agar Tepat Sasaran, BBM Bersubsidi Harus Fokus ke Masyarakat Menengah ke Bawah
Kredit Foto: Antara/Didik Suhartono
Praktisi Bisnis Erlan Primansyah menyampaikan pemerintah harus menjamin bantuan berupa subsidi bahan bakar minyak ( BBM ) tepat sasaran.
Caranya, dia berkata subsidi tersebut bisa dialihkan ke sektor produksi bagi rakyat miskin dan pengusaha yang ada di daerah.
"Menurut saya subsidi ini dialihkan ke sektor produksi dan terutama sektor petani juga untuk masyarakat yang memang tidak mampu secara ekonomi, itu sangat penting diberikan subsidi," ujar Praktisi Bisnis Erlan Primansyah dalam keterangannya.
Erlan berkata kenaikan pada Pertalite itu tidak begitu berdampak terhadap pengusaha. Sebab, banyak pengusaha masih menggunakan BBM jenis Solar untuk distribusi barang menggunakan truk di jalur darat.
"Mereka yang operasikan tenaga panen itu yang dibutuhkan dan disubsidi kalau Pertalite memang dipakai petani paling untuk motor atau mobil tapi kalau kita bicara solar petani sangat membutuhkan," ujar Erlan.
Hingga kini, Kementerian Sosial (Kemensos) masih mendata dan menyalurkan bantuan sosial kepada warga yang membutuhkan. Staf Khusus Mensos Faozan Amar mengatakan, salah satu pendekatan untuk mengatasi kemisikinan dengan menekan pengeluaran 8 bansos, di antaranya Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Program Keluarga Harapan (PKH), Pedagang kaki lima (PKL), hingga subsidi Upah (BSU) atau BLT gaji.
"Salah satu pendekatan untuk atasi kemisikinan dengan menekan pengeluaran melalui beberapa jenis bansos," katanya.
Ketua Dewan Pembina Kesatria Muda Republika (KMR) Iwan Bento mengatakan, setelah bantuan tersebut disalurkan, dan warga menerima manfaatnya, ia meminta pemerintah untuk mengawal ketersediaan komoditas pangan dan energi. Seperti contoh, kelangkaan minyak goreng beberapa bulan lalu.
"Jangan sampai minyak goreng hilang, di sini pemerintah harus kaji saya secara pribadi meminta Kemendag dan Satgas Pangan untuk mengawasi jangan sampai BLT turun, lalu daya beli masyarakat hilang. Ini harus dikawal jangan smpai ada sekelompok orang mainkan komoditas pangan saat negara krisis," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: