Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Beda Sikap Megawati PDIP Tanggapi Kenaikan Harga BBM Era Jokowi dan SBY, Pengamat: Argumen Bela Wong Cilik Sudah Tak Mengemuka

Beda Sikap Megawati PDIP Tanggapi Kenaikan Harga BBM Era Jokowi dan SBY, Pengamat: Argumen Bela Wong Cilik Sudah Tak Mengemuka Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat komunikasi dan politik Jamiluddin Ritonga menyorot sikap diamnya para petinggi PDIP, seperti Megawati dan Puan Maharani atas kenaikan harga BBM yang diinisiasi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menurutnya sikap ini berbeda jauh saat rezim Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan hal serupa, bahkan Megawati dan Puan sempat mencucurkan air mata ketika itu.

"Mereka terkesan teramat sedih karena kenaikan harga BBM akan membuat wong cilik semakin terpuruk," ujar Jamiluddin kepada GenPI.co, Senin (5/9/2022).

Baca Juga: Wong Cilik Menjerit Gegara BBM Naik, Megawati Mana Air Matamu?

PDIP juga turun ke jalan menyuarakan penolakan kenaikan BBM. Mereka seolah terdepan membela wong cilik.

"Argumen pembelaan wong cilik sudah tidak mengemuka saat Jokowi menaikkan harga BBM," tegasnya.

Kini menuut Jamiluddin, Megawati, Puan, Sekjen PDIP, dan petingginya sudah tidak galak dan seolah pasrah atas keputusan pemerintah. 

"Sudah tidak ada tangis dan demo ke jalan dari PDIP. Mereka ibarat paduan suara, sudah tak terdengar suara lantangnya," ungkapnya.

Akademisi dari Universitas Esa Unggul itu menyimpulkan kepentingan politik kiranya yang membuat perbedaan sikap elite PDIP tersebut. 

"Saat mereka menjadi oposisi, mereka terkesan partai yang paling lantang membela wong cilik," tambahnya. 

Baca Juga: Megawati Soekarnoputri Ditantang Demo Tolak Kenaikan Harga BBM: Ayok Demo, Kasihan Wong Cilik!

Namun, setelah mereka menjadi bagian dari kekuasaan, persoalan wong cilik sudah jarang didengungkan.

"Semua itu tentunya menjadi pelajaran bagi masyarakat dalam menilai partai politik," tuturnya.  

Dia berharap, masyarakat bisa mengetahui kelayakan PDIP sebagai partai wong cilik atau tidak. Penilaian masyarakat itu akan terlihat pada Pemilu 2024.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: