Presiden RI Joko Widodo atau yang kerap disapa Jokowi mengaku telah menghitung dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi terhadap inflasi. Dalam hitungannya, dampak dari kenaikan harga BBM ini dapat mengerek inflasi hingga 1,8 persen.
"Kira-kira (inflasi) akan naik 1,8 persen," kata Jokowi dalam Pembukaan Sarasehan 100 Ekonom Indonesia 2022: Normalisasi Kebijakan Menuju Pemulihan Ekonomi Indonesia di Menara Bank Mega, dipantau secara daring, Rabu (7/9/2022).
Baca Juga: Mati-matian Bela Jokowi, Ruhut Sitompul Sampai Sentil Sesama PDIP: Frustasi Berat, Memalukan!
Namun, dengan adanya tingkat risiko yang tinggi dari inflasi tersebut, Jokowi enggan untuk berdiam diri. Ia telah meminta kepada Pemerintah Daerah (Pemda) untuk melakukan antisipasi terhadap ancaman kenaikan inflasi.
Misalnya, dengan memberikan bantuan sosial, penggunaan dana belanja tak terduga untuk mengatasi kenaikan biaya transportasi saat distribusi barang.
"Contoh ini pernah saya lakukan, bawang merah naik karena ada kenaikan biaya transportasi.Ya Pemda tutup biaya transport itu," ujar Jokowi.
"Sehingga harga bawang merah di pasar sesuai dengan harga yang ada di petani karena transpor sudah di tutup pemda, dan itu uang kecil," ungkapnya.
Cara yang sama juga dilakukan pemerintah dalam mengatasi kenaikan harga telur. Pemda saling bekerja sama untuk mengisi kekosongan bahan pangan dari satu wilayah, dan memberikan dukungan anggaran dalam proses distribusi.
Baca Juga: Bukan Kadrun, Dedengkot PDIP Sendiri Jujur Bilang Jokowi Bawa Indonesia Mundur!
"Kalau semua Pemda begitu saya yakin inflasi kita bisa terjaga dengan baik," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: