Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga mengatakan pemeriksaan yang dijalani Gubernur DKI Jakarta Anies Baswesan oleh KPK adalah pembuktian untuk menepis tudingan negatif dalam pelaksanaan Formula E.
"Undangan KPK itu tampaknya tidak berkaitan dengan akan berakhirnya masa jabatan Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta. Anies diundang karena diperlukan keterangannya terkait Formula E yang diadukan salah satu kelompok elemen masyarakat," kata Jamil kepada Warta Ekonomi.
Meski begitu, lanjut Jamil, ada segelintir orang yang memanfaatkan moment tersebut untuk menyudutkan Anies.
"Mereka ini memberi opini seolah-olah Anies sudah bersalah melakukan tindak korupsi," jelasnya.
Upaya penggiringan opini tersebut menjadikan undangan KPK kepada Anies terkesan menjadi politis. Hal itu kemudian dikaitkan dengan adanya upaya segelintir elite untuk menjegal Anies pada Pilpres 2024.
"Kelompok elite tersebut tampaknya gusar atas potensi Anies yang besar untuk memenangkan kontestasi Pilpres 2024. Mereka coba menghadang dengan berbagai cara, termasuk isu hot Anies diundang kemudian dialihkan dengan bahasa dipanggil KPK," jelasnya.
"Semua itu tampaknya untuk melorotkan elektabilitas Anies. Untuk itu, isu terkait Formula E akan terus mereka angkat sampai masyarakat percaya Anies terkait hal itu," tandasnya.
"Bagi Anies, undangan KPK itu tentunya dapat dijadikan untuk membersihkan diri dari segala tudingan minor terhadapnya terkait Formula E. Hal itu diperlukan untuk memuluskannya maju pada Pilpres 2024," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
