Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dunia Hadapi Krisis Global, Pesan Jokowi Buat Para Ekonom Indonesia: Dibutuhkan Pemikiran yang Abu Nawas,yang Kancil-kancil Gitu

Dunia Hadapi Krisis Global, Pesan Jokowi Buat Para Ekonom Indonesia: Dibutuhkan Pemikiran yang Abu Nawas,yang Kancil-kancil Gitu Kredit Foto: Antara/BPMI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Masyarakat dunia diyakini tengah menghadapi krisis dan ketidakpastian global utamanya karena dampak pandemi yang belum juga usai. Terkait hal ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) punya pesan bagi para Ekonom Indonesia.

Ia meminta para ekonom tersebut berpikir ala Abu Nawas di tengah krisis atas ketidakpastian global pascapandemi. Bahkan, ia meyakini akan ada perubahan lanskap politik dan ekonomi di masa mendatang sehingga diperlukan pengambilan kebijakan yang berbeda dari biasanya.

Baca Juga: Catat! Wapres: BBM Tidak Naik, tetapi Penyesuaian Harga Keekonomian

"Saya titip pada para ekonom, jangan menggunakan pakem-pakem yang ada, jangan menggunakan sesuatu yang standar, karena ini keadaannya tidak normal, sangat tidak normal. Dibutuhkan pemikiran yang Abu Nawas, yang kancil-kancil gitu, agak melompat-lompat. Tapi memang, memang harus seperti itu," kata Jokowi dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, Rabu (7/9/2022).

Ia juga mengatakan, di tengah serangkaian krisis yang mempengaruhi perekonomian Indonesia ini para ekonom diminta tidak hanya berfokus pada hal makro atau mikro saja, tetapi keduanya. Instrumen fiskal dan moneter juga harus diperhatikan.

Baca Juga: Ke Mana Tangisan Megawati dan Puan Saat Jokowi Naikkan Harga BBM? Jaringan Nusantara: Harusnya PDIP Konsisten seperti di Era SBY

Dalam pidatonya, Jokowi juga melaporkan kondisi perekonomian Indonesia yang masih tumbuh positif di tengah ketidakstabilan kondisi global. Menurutnya, hal itu bisa terjadi lantaran berkat keputusannya menolak lockdown saat pandemi Covid-19 terjadi.

"Kita beruntung saat itu Indonesia tidak lockdown. Mungkin 70 negara semuanya lockdown, di kabinet sendiri 80 persen minta lockdown. Saya enggak bisa membayangkan kalau saat itu kita lockdown, mungkin kita bisa masuk ke minus lebih dari 17 persen," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: