Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Amerika hingga Eropa Buntu, Putin Ingatkan Barat Rusak Pilar Utama Sistem Ekonomi Dunia

Amerika hingga Eropa Buntu, Putin Ingatkan Barat Rusak Pilar Utama Sistem Ekonomi Dunia Kredit Foto: Reuters/TASS/Vladimir Smirnov
Warta Ekonomi, Vladivostok -

Konfrontasi dengan Barat atas Ukraina telah mendorong Rusia untuk mempercepat poros menuju Asia dan khususnya China, yang pernah menjadi mitra junior Uni Soviet dan sekarang ekonomi terbesar kedua di dunia.

Selama lebih dari 300 tahun terakhir, Rusia memandang Barat sebagai wadah pertumbuhan ekonomi, teknologi, dan ide-ide revolusioner. Pada periode itu juga telah dua kali diserbu dari Barat, oleh Napoleon dan Hitler.

Baca Juga: Putin: Rusia Gak Kehilangan, Justru Memperoleh Banyak dari Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Barat gagal karena upaya yang sia-sia dan agresif untuk mengisolasi Rusia dengan sanksi menghancurkan ekonomi global saat Asia bangkit untuk mengklaim masa depan.

Amerika Serikat dan sekutunya memberlakukan sanksi paling berat dalam sejarah modern terhadap Rusia atas tindakannya di Ukraina. Putin mengatakan sanksi itu mirip dengan deklarasi perang ekonomi.

"Saya berbicara tentang demam sanksi Barat, dengan upaya agresif dan berani untuk memaksakan model perilaku di negara lain, untuk merampas kedaulatan mereka dan menundukkan mereka pada kehendak mereka," kata Putin.

"Dalam upaya untuk melawan jalannya sejarah, negara-negara Barat merusak pilar utama sistem ekonomi dunia yang dibangun selama berabad-abad," katanya, seraya menambahkan bahwa kepercayaan terhadap dolar, euro, dan sterling sedang jatuh.

Di antara para tamu di forum tersebut adalah legislator top China Li Zhanshu, yang saat ini menduduki peringkat No.3 di Partai Komunis China. Putin akan bertemu dengan Xi Jinping dari China minggu depan di Uzbekistan.

Putin mengatakan bahwa China akan membayar Gazprom (GAZP.MM) untuk gasnya dalam mata uang nasional, berdasarkan pembagian 50-50 antara rubel Rusia dan yuan China. Baca selengkapnya

Upaya Barat untuk secara ekonomi mengisolasi Rusia --salah satu produsen sumber daya alam terbesar di dunia-- telah mendorong ekonomi global ke perairan yang belum dipetakan dengan melonjaknya harga makanan dan energi.

Itu juga merugikan Rusia.

Putin mengatakan ekonomi Rusia sedang menghadapi apa yang disebutnya agresi keuangan dan teknologi Barat, tetapi mengakui beberapa kesulitan di beberapa industri dan wilayah.

Dia memperingatkan krisis pangan global yang menjulang dan mengatakan dia akan membahas amandemen kesepakatan biji-bijian penting dengan Ukraina untuk membatasi negara-negara yang dapat menerima pengiriman kargo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: