Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Putin: Rusia Gak Kehilangan, Justru Memperoleh Banyak dari Ukraina

Putin: Rusia Gak Kehilangan, Justru Memperoleh Banyak dari Ukraina Kredit Foto: Reuters/TASS/Sergey Bobylev
Warta Ekonomi, Vladivostok -

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (7/9/2022) mengatakan bahwa Rusia telah memperoleh dari konflik di Ukraina karena memulai jalur kedaulatan baru yang akan memulihkan pengaruh globalnya. 

Putin semakin menyebut konflik di Ukraina, yang ia sebut sebagai "operasi militer khusus", sebagai titik balik dalam sejarah ketika Rusia akhirnya melepaskan penghinaan yang menyertai kejatuhan Uni Soviet pada 1991.

Baca Juga: Momen Canggung Putin dengan Kepala Staf Militer Rusia saat Tonton Latihan Perang Timur Jauh, Bahasa Tubuh Disorot Analis

"Kami tidak kehilangan apa pun dan tidak akan kehilangan apa pun," kata Putin, pemimpin tertinggi Rusia sejak 1999.

Dalam upaya untuk menggarisbawahi kemiringan Rusia terhadap Asia, Putin, berbicara kepada Forum Ekonomi Timur di kota Vladivostok, Pasifik Rusia, mengatakan bahwa Barat gagal sementara Asia adalah masa depan.

"Segala sesuatu yang tidak perlu, berbahaya, dan segala sesuatu yang menghalangi kami untuk maju akan ditolak," tambahnya.

Dalam pidato utamanya, Putin hampir tidak menyebut Ukraina di luar referensi ekspor biji-bijian. Tetapi ketika ditanya oleh seorang moderator apakah ada yang hilang dari konflik tersebut, Putin mengatakan Rusia telah memperoleh dan akan muncul kembali.

"Dalam hal apa yang telah kami peroleh, saya dapat mengatakan bahwa keuntungan utama adalah penguatan kedaulatan kami, dan ini adalah hasil yang tak terhindarkan dari apa yang terjadi sekarang," kata Putin.

Namun, dia mengakui bahwa konflik tersebut telah melepaskan "polarisasi tertentu" baik di dunia maupun di Rusia.

"Ini pada akhirnya akan memperkuat negara kita dari dalam," tambahnya.

Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebutnya operasi khusus untuk menurunkan kemampuan militer tetangga selatannya dan membasmi orang-orang yang disebutnya nasionalis berbahaya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: