Harga BBM Hingga Inflasi Naik, Tapi Tingkat Kemiskinan Diproyeksikan Menurun, Kok Bisa?
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Suahasil Nazara, menyampaikan dengan adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada 3 September 2022 lalu, berdampak juga pada kenaikan harga barang di sektor lainnya.
Ia mengatakan, hal ini akan mendobrak proyeksi baseline inflasi yang sebelumnya berada di angka 3,5 persen sampai 4,5 persen. Suahasil memproyeksikan, inflasi tahun 2022 akan meningkat mencapai 6,3 hingga 6,7 persen.
Baca Juga: BBM Naik, Bos KADIN: Pemerintah Harus Siapkan Strategi Kendalikan Inflasi
"Kalau harga BBM-nya dinaikkan, pasti harga barang-barang lain akan ikut terpengaruh? Iya betul, maka itu inflasi anak naik di bulan September. Kita harapkan nanti secara month to month (mtm) mulai turun di bulan Oktober, nanti kemudian di bulan November sudah balik ke pola normal," kata Suahasil dalam Kuliah Umum Pengantar Ekonomi di FEB Universitas Indonesia, Senin (12/9/2022).
"Year on year-nya pasti akan keikut terus," imbuhnya.
Akan tetapi, lanjut Suahasil, meskipun harga barang dan inflasi mengalami kenaikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan tersentuh. Ia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan tetap di 5,1 hingga 5,4 persen.
Baca Juga: Warning dari Menkeu Amerika, Ternyata Oh Ternyata, Jangan Anggap Enteng Ya!
"Saya mau bilang kalau pertumbuhan ekonomi tidak akan terpengaruh, kalaupun harganya naik tapi kegiatan ekonomi ini lagi maju banget. Makanya orang tetap melakukan kegiatan ekonominya. Kita berdoa supaya nggak terlalu signifikan," jelas Suahasil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Ayu Almas