Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga BBM Hingga Inflasi Naik, Tapi Tingkat Kemiskinan Diproyeksikan Menurun, Kok Bisa?

Harga BBM Hingga Inflasi Naik, Tapi Tingkat Kemiskinan Diproyeksikan Menurun, Kok Bisa? Kredit Foto: Antara/Didik Suhartono

Lebih lanjut, Suahasil juga menjelaskan dua dampak dari adanya kenaikan BBM dan harga barang-barang lainnya. Pertama, daya beli masyarakat akan menurun. 

"Kalau harga sate seporsinya naik, maka daya beli kalian itu turun. Kalian konsumsi satenya lebih sedikit, pendapatan tukang sate menjadi lebih rendah," ujar Suahasil memberikan contoh.

Baca Juga: Uji Coba Pembatasan BBM Subsidi oleh Pertamina Menyalahi Aturan?

Kedua, kalau harga barang-barang naik, maka garis kemiskinan juga akan ikut naik. Orang miskin adalah mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan. 

"Tapi intinya adalah kalau kelompok miskin tadi musti nangung kenaikan harga saja, pasti kemiskinan naik," lanjutnya.

Namun, karena 40 persen kelompok terendah itu selain menanggung kenaikan harga, juga diberikan bantalan sosial oleh Pemerintah sebesar Rp24 triliun, atau tiga kali lipat dari efek yang harus mereka tanggung, maka estimasi tingkat kemiskinan tahun 2022 akan menurun.

Baca Juga: Pasca Kenaikan Harga BBM, Harga 2 Komoditi di Jabar Mulai Merangkak Naik

"Jadi, kita bayangkan kemiskinan itu akan turun sekitar 0,3 persen. Walaupun harga BBM-nya naik. Kenapa bisa gitu? karena kita bisa berikan bantalan sosialnya tadi. Bantalan sosial yang bisa meningkatkan daya beli. Ini harus kita pantau secara detail dari setiap bulan kita pantau secara detail," pungkasnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: