Kesal Penanganan Kasus Kliennya Gak Kelar-kelar, Pengacara Brigadir J: Ini Pelakunya Buset Dilindungi Amat Sih!
Uji Kebohongan Langkah Tak Perlu
Lebih jauh ia menerangkan, secara resmi kasus ini baru masuk pelimpahan tahap pertama dan berlama-lama, tidak sesuai dengan apa yang ia dengar. Dari yang awalnya ditarget kelar 17 Agustus 2022 kemudian mundur menjadi Oktober 2022.
Ditambah lagi, ada uji kebohongan kepada sejumlah tersangka. Padahal, semua pihak sudah tahu kebohongan yang dilakukan oleh Sambo, PC, dan teman-temannya. "Sudah pro justicia, tidak perlu pakai mesin, katanya pakai mesin jujur gitu? Kalau jujur mah berkasnya cepat ke pengadilan. Tapi ini pemainnya mengerikan dan bau busuk, mafia," ungkapnya.
Baca Juga: Putri Candrawathi Sambo Diminta Ikut Daftar Driver Ojol
Jaringan pembela PC disebut Johnson juga terhitung profesional dalam keterlibatan masing-masing, mulai dari psikolog, aktivis, kuasa hukum. "Anda bisa bayangkan, yang laporan pro justicia, yang dibuat, SP3. Ini tidak ada pelaporannya, tiba-tiba muncul skenario itu. Lewat rekonstruksi dan lewat Komnas HAM dan Komnas Perempuan," sebutnya.
Menurutnya, pembelaan bagi PC yang sangat terorganisasi itu tidak terungkap teknik pengorganisasiannya. Hanya ada pemecatan tidak dengan hormat untuk Jerry Siagian.
Johnson menyayangkan kliennya yang sudah meninggal dunia, tetapi masih terus-menerus dituduh sebagai pelaku pelecehan seksual. Padahal, dari sisi hukum sudah jelas tuduhan tidak bakal masuk ke penuntutan.
Tunggu Tanggal Mainnya!
"Dari saya tunggu tanggal mainnya, saya keluarin lagi. Nanti yang akan dahsyat. Di mana Anda (awak media) dan saya jadi korban," kata dia.
Kini Johnson dan tim masih menginvestigasi soal rekening, handphone kliennya, dan keterlibatan Satgasus. Ia menegaskan, Indonesia adalah negara hukum, bukan negara bandit sehingga apa yang terjadi harus dipertanggungjawabkan.
"Ini negara hukum, di mana penegak hukumnya salah satunya polisi dan kita yang harus dilindungi. Ini pelakunya buset dilindungi amat sih. Sementara klien saya harus menangis, karena mungkin orang miskin ya," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: