Masifnya kemajuan teknologi informasi membuat dunia digital menjadi panggung budaya asing. Imbasnya, netizen seakan lupa keberagaman budaya Indonesia karena lebih sering mengonsumsi budaya luar.
"Kita tidak boleh menelan mentah-mentah budaya asing. Harus difilter, disaring, diayak. Jadi kita filter, mana yang cocok dan tidak cocok. Itu bisa kita saring pakai mata hati kita sendiri," kata Dosen Ilmu Komunikasi dan Sekretaris PWI Jatim, Dr. Cand. Drs.Eko Pamuji, M.I.Kom saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, pada Jumat (9/9/2022), dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta.
Baca Juga: Digitalisasi Budaya, Peluang Besar Kenalkan Kekayaan Indonesia
Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan. We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna dengan 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.
Netizen tidak dilarang melihat budaya asing. Dengan melihatnya, setiap indivu berpeluang mendapat banyak pengetahuan. Namun, Eko mengingatkan, bukan berarti kebudayaan asing tersebut diterapkan. Sebab, Indonesia juga punya nilai-nilai budaya yang tidak kalah bagus.
Nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika tetap harus menjadi landasan kecakapan digital dalam kehidupan berbudaya. "Kita tetap punya nilai-nilai budaya Pancasila. Ada lima sila, pedoman, untuk memfilter budaya asing," kata Eko.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum