Klaim Sukses Tembus Data Denny Siregar Sampai Pejabat Tinggi, Bjorka Pamit Rehat: Jangan Khawatir...
"Hati-hati dengan netizen yang senang karena mereka mungkin mengungkapkan data Bjorka. Jika Anda berpartisipasi dalam pertukaran data penuh, Anda dapat masuk ke kategori doxing, transmisi data pribadi. Penyebarluasan data tersebut dapat dikenakan UU ITE," kata Ismail di akun Twitter-nya, dikutip Senin (9/12/2022).
Kata Ismail bahwa penyebaran data pribadi melanggar Pasal 32 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
Apa yang diinginkan Bjorka?
Banyak yang bertanya-tanya mengapa Bjorka membocorkan begitu banyak data, mengingat keberadaan Bjorka masih menjadi misteri hingga hari ini. Peretas bahkan meminta pemerintah Indonesia untuk mencarinya.
Meme satir pemerintah bergambar Bjorka "di-google" dan bahkan menjadi viral di media sosial.
Beberapa tokoh politik dan aktivis sosial yang juga disebutkan Bjorka adalah Puan Maharani, Erick Thohir dan Denny Siregar. Bjorka memimpin trending topik Indonesia setelah netizen men-tweet topik tersebut lebih dari 100.000 kali.
Popularitas hacker ini meningkat sejak ia membocorkan data dan memberikan kalimat satir kepada Kominfo. "Berhentilah menjadi idiot," kata Bjorka di forum Breached.to pada bulan September. 6 Januari 2022.
Alasan pelanggaran data lengkap Bjorka masih belum diketahui, tetapi utas Bjorka berisi pesan implisit tentang niatnya.
Peretas Bjorka mengakui bahwa dia membobol data untuk membuktikan ada kelemahan dalam sistem dan dalam kebijakan privasi pemerintah.
Dia juga menyebutkan alasan mengapa dia melakukan ini. Bjorka menjelaskan bahwa karakter di Warsawa adalah alasannya.
"Ini adalah era baru untuk mendemonstrasikan secara berbeda. Tidak ada yang akan berubah jika orang bodoh masih diberi kekuatan yang sangat besar. Pemimpin tertinggi dalam teknologi harus ditugaskan kepada seseorang yang mengerti, bukan politisi dan bukan seseorang dari angkatan bersenjata, karena mereka hanyalah orang-orang bodoh. Saya hanya ingin menunjukkan betapa mudahnya bagi saya untuk masuk ke berbagai pintu karena kebijakan perlindungan data yang buruk. Apalagi jika dikelola oleh pemerintah. Saya punya teman orang Indonesia yang baik di Warsawa, dan dia bercerita banyak tentang betapa kacaunya Indonesia. Aku melakukan ini untuknya. Jangan mencoba melacak dia dari Kementerian Luar Negeri, karena kalian tidak akan menemukan apa pun. Dia tidak lagi diakui oleh Indonesia sebagai warga negara karena kebijakan 1965, meskipun dia adalah orang tua yang sangat pintar," kata Bjorka.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: