Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Eko Kuntadhi Mohon Buka Kuping Lebar-lebar! Soal Penghinaan Terhadap Ustazah Pesantren, Sekjen PBNU: Hati-hati!

Eko Kuntadhi Mohon Buka Kuping Lebar-lebar! Soal Penghinaan Terhadap Ustazah Pesantren, Sekjen PBNU: Hati-hati! Kredit Foto: Instagram/Eko Kuntadhi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ulah Eks ketua relawan Ganjar Pranowo, Eko Kuntadhi menghina Ustazah Imaz Fatimatuz Zahra atau Ning Imaz berbuntut panjang.

Mengenai hal ini Sekretaris Jendral Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Sekjen PBNU) Saifullah Yusuf menganggap perlu ada pelajaran sanksi yang tegas agar hal yang sama tidak diulangi.

"Kita ingatkan mas Eko lebih hati-hati pertimbangkan dampaknya. Karena akan ada sanksinya, kalau siap bertanggung jawab harusnya videonya tidak perlu dicabut. Tapi ini kan dicabut," kata Gus Ipul kepada wartawan, Rabu (14/9/2022).

Baca Juga: Eko Kuntadhi Bikin Ulah Hina Ustazah Pesantren Lirboyo, Ganjar Pranowo Mulai Disinggung: Bocahe Panjenengan, Kelewat Batas!

Karena itu, Wali Kota Pasuruan ini juga mengingatkan kepada Eko Kuntadhi harus betul betul bisa bertanggung jawab. Setelah mengunggah video yang tidak ia pertimbangkan tersebut.

Karena dari video yang ia buat dengan asal komentar itu, kemudian publik Nahdliyin menjadi ramai, terus ketika hal ini ramai, justru dia cabut atau hapus dari postingan. "Jadi, kayaknya dia terburu-buru mengomentari hal yang tak ada dasar ilmunya. Sebab, ini menyangkut agama, harusnya dia pertimbangkan. Kemudian, karena tidak mempertimbangkan dalam-dalam, itu akhirnya jadi fitnah dan ramai," terangnya.

Gus Ipul juga menyayangkan ketika unggahan Eko Kuntadhi itu diikuti akun akun anonim dengan mengunggah video yang sama. Jadi, ia menilai, memang niatnya kayaknya memang bikin ramai saja. Gus Ipul juga tidak tahu apa tujuan mereka setelah itu menjadi ramai sebenarnya.

Dan ia mengatakan pada hakikatnya, kalau seseorang ada perbedaan pandangan dan pendapat itu sah-sah saja, tidak ada masalah. Tetapi selama perbedaan pendapat itu disampaikan secara argumentasi yang sehat. Bukannya, diwarnai dengan argumentasi yang cukup, bukan nyinyir, dan bukan satu pendapat disikapi dengan pernyataan keluar dari konteks.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: