Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hidup dan Mati Rakyat Afghanistan di Tangan Amerika, China: Itu Jika Berani Cairkan Cadangan Devisa 7 Miliar Dolar

Hidup dan Mati Rakyat Afghanistan di Tangan Amerika, China: Itu Jika Berani Cairkan Cadangan Devisa 7 Miliar Dolar Kredit Foto: AP Photo/Bernat Armangue

Tantangan fiskal terbesar Taliban adalah mengembangkan pendapatan baru untuk mengkompensasi bantuan keuangan yang menyediakan hingga 75 persen dari pengeluaran pemerintah.

Bantuan keuangan ini berakhir setelah Taliban kembali menguasai Afghanistan pada Agustus 2021, ketika pasukan pimpinan Amerika mengakhiri dua dekade kekuasaan dan perang di negara tersebut.

Baca Juga: Bantuan Udara Siap Dikirim, Amerika Latih Mantan Pilot Afghanistan buat Diutus Berperang di Ukraina

"Ekonomi Afghanistan menghadapi masalah struktural yang serius, diperburuk oleh pengambilalihan Taliban," ujar seorang pejabat senior AS yang berbicara dengan syarat anonim.

Krisis telah dipicu oleh perang selama puluhan tahun, kekeringan, pandemi Covid-19, korupsi endemik, dan pemutusan bank sentral dari sistem perbankan internasional.

Pembentukan dana perwalian baru terjadi setelah pembicaraan antara pemerintahan Presiden AS Joe Biden, Swiss, pihak lain dan Taliban.

Taliban menuntut pengembalian aset bank sentral Afghanistan senilai 7 miliar dolar AS yang disimpan di Amerika Serikat. 

Bank sentral Afghanistan mempunyai aset lainnya senilai 2 miliar dolar AS yang disimpan di bank-bank Eropa dan Emirat. Aset ini juga berpotensi disimpan di dana perwalian baru.

Dana perwalian tersebut akan diawasi oleh dewan yang terdiri dari perwakilan pemerintah AS, perwakilan pemerintah Swiss, mantan gubernur bank sentral dan mantan menteri keuangan Afghanistan Anwar Ahady, serta seorang akademisi AS yang berada di Dewan Tertinggi bank sentral Afghanistan, Shah Mehrabi.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: