Budaya digital menjadi penting untuk dipahami masyarakat pengguna internet agar makin cakap bermedia digital. Sebab, makin banyak tantangan yang dihadapi budaya digital, seperti mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya kesopanan dan kesantunan, hingga Indonesia sempat masuk daftar sebagai netizen paling tidak sopan versi Microsoft.
"Orang Indonesia ternyata memiliki etika yang kurang baik, padahal ini bertentangan dengan budaya kita yang terkenal sopan, ramah, santun, jadi entah mengapa berbeda dengan yang ada di dunia digital saat ini," ujar Dosen Stikosa AWS, E. Rizky Wulandari, saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di Kabupaten Madiun, Jawa Timur pada Jumat (16/9/2022), dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta.
Baca Juga: Ajarkan Anak untuk Gunakan Bahasa Baik di Internet
Menghilangnga budaya Indonesia juga menjadi catatan dengan masuknya budaya asing di era digital. Padahal, media digital seharusnya menjadi sarana untuk mempromosikan budaya bangsa melalui berbagai konten. Sementara itu, berbicara tentang mengangkat kebudayaan Indonesia untuk bisa global, sudah dilakukan seperti Farel Prayoga pengamen cilik yang tampil di istana pada peringatan HUT RI ke-77 menyanyikan Ojo Dibandingke karya Abah Lala. Hal serupa dilakukan oleh Dian Sastrowardoyo yang menggemakan kebaya sebagai warisan budaya pakaian perempuan sehari-hari.
Digitalisasi budaya bisa dilakukan sebab jati diri bangsa Indonesia dalam ruang budaya digital tak berbeda dengan budaya nondigital. Digitalisasi budaya memungkinkan kita mendokumentasikan kekayaan budaya. Bahkan, digitalisasi budaya bisa menjadi peluang mewujudkam kreativitas.
"Cakupan budaya bermedia digital menjadi pendukung untuk konten-konten kita memiliki karakter Indonesia," tambahnya.
Sebagai pengguna media digital, setiap orang pun dapat mengeksplorasi dan berkontribusi ikut mempromosikan budaya Indonesia melalui banyak hal seperti kuliner, lagu kebangsaan, lagu daerah, hingga wisata yang ada di Indonesia.
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi.
Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya antara lain Founder & CEO Coffee Meets Stock, Dosen Stikosa AWS, E. Rizky Wulandari, serta mengundang seorang Key Opinion Leader (KOL) Enno Lerian. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi atau instagram @literasidigitalkominfo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum