'Teror' Bus Berisi Ratusan Imigran Gelap ke Kota-kota di Amerika Picu Keresahan Masyarakat
Oleh: Achmad Nur Hidayat MPP, Inisiator dan Penggugat UU IKN ke MK
Isu imigran di Amerika Serikat kembali memanas di Amerika Serikat. Hal ini dipicu oleh Gubernur Texas Greg Abbott pada pekan lalu mengirim dua bus berisi migran ilegal menuju rumah Wakil Presiden AS Kamala Harris.
Pengiriman bus imigran ilegal ini merupakan bentuk protes dari negara bagian Texas yang berada di perbatasan. Meski ada masalah imigran ilegal, Harris sempat memberi klaim bahwa keadaan di perbatasan baik-baik saja.
Baca Juga: Gawat! Isu Imigran dan Perang Terbuka Demokrat Vs Republik di Amerika
Para migran itu ada yang berasal dari Venezuela, Uruguay, Kolombia, dan Meksiko. Saat ditanya Fox News, para migran itu berpikir AS punya kebijakan perbatasan terbuka.
Dua bus itu berangkat dari Del Rio, Texas, kemudian menurunkan para imigran ilegal di dekat kediaman Harris di Naval Observatory, Washington DC, Kamis (15/9/2022). Wapres ogah berkomentar mengenai hal tersebut. Para migran lantas dibawa ke gereja oleh organisasi Sanctuary DMV.
Dilaporkan Fox News, Jumat (16/9/2022), ini bukan pertama kalinya gubernur Texas mengirim para imigran ilegal ke wilayah ibu kota. Terkini, ada lebih dari 100 orang yang dikirim oleh Abbott. Mereka dikumpulkan di Eagle Pass, Texas.
Langkah serupa juga dilakukan Gubernur Florida Ron DeSantis. Ia bahkan menerbangkan para imigran ilegal dengan pesawat menuju kawasan elit Martha's Vineyard pada Rabu (14/9/2022).
Sementara, Wali Kota Washington DC, Muriel Bowser, menyebut kedatangan para migran tersebut memicu krisis kemanusiaan di wilayahnya. Bowser menyindir pemerintah federal yang belum membantu DC, namun ia menyampaikan akan berusaha sebaik mungkin.
Ucapan Wapres Harris menuai kontroversi karena tak sesuai dengan pendirian Kamala Harris sebelum berkuasa. Dulu, Kamala Harris menentang posisi Presiden Donald Trump yang memiliki posisi garis keras terhadap imigran ilegal.
Kini, juru bicara Gedung Putih memberikan klarifikasi bahwa ucapan Kamala Harris terkait sistem pencari suaka di AS yang masih dibenahi.
"Apa yang wakil presiden sampaikan adalah ada banyak pekerjaan yang perlu diselesaikan karena kita tak punya sistemnya," ujar jubir Gedung Putih Jen Psaki, dikutip Rabu (9/6/2021).
"Kita perlu lebih banyak waktu untuk menyelesaikan pekerjaan agar memastikan proses suakanya seperti seharusnya," kata Psaki.
Ini bukan pertama kali Jen Psaki menyebut sistem sebagai alasan. Ia juga sempat menyiratkan kesalahan ke pemerintahan Donald Trump yang dituding tak membuat sistem terkait imigrasi yang mumpuni.
Beberapa hari sebelum para migran dikirim ke rumahnya, Wapres Harris sempat mengklaim bahwa perbatasan negaranya dalam keadaan aman. Ucapannya itu menuai kontroversi karena dianggap tak sesuai realitas.
Pada wawancara Meet the Press bersama NBC, Kamala Harris berkata sistem imigrasi rusak di era Presiden Donald Trump.
"Perbatasan aman, tetapi kita memiliki sistem imigrasi yang rusak, terutama dalam empat tahun terakhir sebelum kami menjabatani, dan ini perlu diperbaiki," ujar Kamala Harris.
Masalah imigran ini telah menjadi perang terbuka antara Partai Demokrat yang saat ini berkuasa dengan Partai Republik. Wapres Kamala Haris dianggap tidak konsisten ucapan dan kebijakannya. Ketika belum menjadi wapres AS Harris kerap menyerang kebijakan Donald Trump yang anti terhadap imigran.
Sehingga ketika saat ini dia berkuasa wali kota dan Gubernur dari partai Republik banyak yang kemudian mencemooh dan melakukan tindakan tindakan protes terhadap para imigran terhadap Kamala,salah satunya dengan mengantarkan puluhan imigran ke dekat kediaman Kamala.
Jika permasalahan ini tidak segera dicari solusi nya maka kondisi Amerika Serikat akan memanas di dalam negeri nya. Dan ini tentunya akan menjadi ancaman baru bagi dunia yang masih dalam tahap pemulihan akibat Pandemi,inflasi dan resesi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: