Gawat! Tekad Rusia Sudah Bulat untuk Habis-habisan Lawan Ukraina, di Mana PBB?
Oleh: Achmad Nur Hidayat MPP, Inisiator dan Penggugat UU IKN ke MK
Pasukan Ukraina mulai aktif mengusir Rusia dari wilayahnya. Terbaru, Kyiv mengatakan pasukannya sukses merebut kembali lebih dari 20 kota dan desa hanya dalam satu hari terakhir.
Ini terjadi setelah pasukan Rusia melarikan diri meninggalkan Izium, benteng utamanya di timur laut Ukraina.
Baca Juga: Kalau Rusia Balik Membalas, Presiden Ukraina Bersumpah: Ada Persiapan Berikutnya
Diketahui ribuan tentara Rusia telah meninggalkan posisi mereka, meninggalkan persediaan amunisi dan peralatan yang sangat besar.
Enam bulan perang dengan Ukraina, orang dalam militer mengatakan pasukan Kremlin sudah tidak memiliki tenaga untuk melanjutkan pertempuran dan kini dilaporkan mundur ke Donbas karena kerugian Rusia di Ukraina memakan korban.
Rusia diprediksi akan melakukan pertempuran habis habisan dengan melawan Ukraina. Karena dengan besar nya kerugian Rusia melakukan penyerangan ke Ukraina selama ini maka tidak ada pilihan lain bagi Rusia kecuali bertempur habis habisan.
Data dari pihak Ukraina menyebut, kini jumlah korban tewas Rusia dalam perang enam bulan telah meningkat menjadi sekitar 48.000 personel per awal September.
Para pejabat Barat memperkirakan jumlah orang Rusia yang tewas antara 70.000 dan 80.000, sementara Kremlin sendiri belum memperbarui jumlah terakhir 1.351 jiwa dari Maret.
Dunia memang masih menunggu bagaimana akhir dari konflik Rusia - Ukraina ini. Rusia memang tidak memiliki pilihan lain kecuali memenangkan peperangan dengan Ukraina ini.
Jika sampai Rusia kalah dalam pertempuran ini maka Rusia kemungkinan akan diserang balik tidak hanya oleh Ukraina tetapi juga oleh Amerika dan Sekutunya negara negara NATO dan jika itu terjadi maka Putin akan jatuh dan Rusia akan hancur.
Dunia berharap banjir darah dapat berhenti di wilayah ukraina, namun plan perang besar-besaran Rusia kepada Ukriana akan menyebankan banjir darah akan terjadi kembali. Hal tersebut terjadi artinya PBB dan lembaga kemanusiaan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto