Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Masalah dengan Dua Paslon di Pilpres, Desmond Gerindra: Kalau Kita Mau Jujur...

Tak Masalah dengan Dua Paslon di Pilpres, Desmond Gerindra: Kalau Kita Mau Jujur... Kredit Foto: DPR
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Desmond Junaidi Mahesa, menyebut bahwa dirinya tidak keberatan dengan adanya dua pasangan calon presiden di pemilu 2024 mendatang. Kendati begitu, dia menegaskan pemilu mesti berjalan dengan jujur dan adil.

"Jangan sampai ada partai-partai yang menggunakan institusi kekuasaan seperti yang lalu, Satgassus dijadikan alat untuk kemenangan politik calon atau partai pendukung calon, itu nggak sehat," jelas Desmond saat diwawancarai di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (20/9/2022).

Baca Juga: Makin Panas! Aria Bima Sebut SBY Khawatirkan Nasib AHY di Pilpres 2024, Jubir Demokrat: Ini Nasihat Orang Tua!

Desmond menyebut bahwa saat ini politik masih sangat dinamis. Seiring dengan hal tersebut, dia mengatakan bahwa orientasi dari politik mesti mengacu pada perbaikan di kehidupan masyarakat, bukan sekadar perebutan kekuasaan.

"Kalau cuma perebutan kekuasaan setiap pemilihan hanya prosedural yang akhirnya rakyat selalu dirugikan seperti kondisi hari ini," katanya.

Dia menyebut, seandainya masyarakat terjebak dalam perilaku ketidakjujuran di pemilu, kekuasaan semu hanya membuat negara bubar. Desmond menegaskan bahwa orientasi politik untuk memperbaiki nasib masyarakat mesti dikedepankan.

"Orientasinya bukan kekuasaan seperti sekarang, orientasinya bagaimana memperbaiki nasib rakyat. Kalau orientasinya kekuasaan, ujung-ujungnya kaya gini lagi. Ada kepastian hukum hari ini? Apa hari ini ketahanan pangan kita? Semuanya ada nggak? Kalau kita mau jujur, nggak ada," katanya.

Kendati demikian, Desmond menyebut bahwa seandainya terjadi dua pasangan calon di Pemilu 2024 mendatang, kejadiannya akan sama dengan yang terjadi di tahun pemilu 2019 silam. Di mana, kata Desmond, banyak partai yang menggunakan kekuasaan politik untuk membentuk keberpihakan dalam pemilu.

"Bagi kami siapapun, satu, dua, tiga, nggak masalah. Kita demokrasi. Masa kita terjebak. Kalau ada rencana dua berarti ada target, kalau ada target berarti ada maksud. Baik atau buruk tinggal kita lihat prosesnya," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: