Ng menambahkan, Malaysia, sebagai produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia, kemungkinan besar akan memotong pajak ekspor minyak sawit agar tetap kompetitif dengan Indonesia di tengah berkurangnya permintaan dari China karena penguncian yang menyebabkan kehancuran permintaan.
Dalam hal daya saing, Malaysia kalah dari Indonesia lantaran Indonesia telah mengurangi pungutan pajak ekspor. Kondisi ini untuk menunjukkan bahwa Pemerintah Indonesia benar-benar fokus untuk membersihkan stok domestiknya.
Baca Juga: Harga CPO Domestik Turun, Sentuh Level Segini
"Akibatnya, eksportir Malaysia merugi. Pertama-tama, basis harga (Indonesia) lebih rendah dari yang ditawarkan Malaysia," katanya.
Bahkan, Indonesia telah memperpanjang bebas pungutan minyak sawit selama dua bulan hingga 31 Oktober 2022 untuk meningkatkan pengiriman minyak sawit.
"Malaysia mungkin akan memangkas pungutan ekspor. MPOB memiliki harga acuan untuk CPO. Jika harga acuan CPO terus turun, tentu saja bea keluar kena pajak untuk minyak sawit Malaysia juga akan turun. Berdasarkan harga referensi selama beberapa minggu terakhir, cukup jelas bahwa kita harus melihat pengurangan pajak," kata Ng.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum