Cara Menjadi Quality Assurance yang Handal Bagi Pemula yang Baru Belajar Ngoding
Quality Assurance (QA) adalah aktivitas atau proses yang berpola dan sistematis yang diperlukan dan memiliki tujuan untuk memastikan produk yang dibuat/dikembangkan sesuai dengan requirement yang ditetapkan. QA juga menjadi mindset dalam product development.
Peran QA tak hanya sejak testing saja, tetapi juga sejak dokumen Requirement diserahkan, untuk kemudian dianalisa. Dari segi design juga diperhatikan, apakah akan menyulitkan end user atau tidak. Kemudian ketika produk tersebut dikerjakan atau di development, seorang QA diperbolehkan untuk memberi masukan hingga akhirnya testing dilakukan oleh tim QA sendiri berdasarkan test planning yang sudah dikerjakan sebelumnya.
Selanjutnya, ketika testing sudah dikerjakan, dilakukan test closure untuk penyerahan bahwa testing selesai dilakukan. Terakhir, pada saat maintenance, seorang QA juga berjaga jikalau ada kesalahan atau error.
Adapun contoh pekerjaan QA engineer berdasarkan Lingga Hapsoro Adhi, seorang QA di salah satu bank swasta di Yogyakarta dalam Open House Bootcamp - Quality Assurance yang diadakan Binar:
- Membuat test script
- Melakukan automation testing untuk web/mobile/API
- Menerapkan version control sebagao source code management tetapi juga untuk berkolaborasi dengan QA engineer lainnya dalam satu tim
- Melakukan review automation code dari QA engineer lain dalam satu tim
- Melakukan maintain automation code atau mengoptimasi code
- Melakukan CI/CD
Role QA dalam perusahan sangat penting karena berperan seperti supervisor yang melakukan supervisi di setiap proses keseluruhan tahapan product development agar berjalan dengan sesuai/benar guna mencapai produk yang dibuat/dikembangkan sesuai dengan requirement yang sudah ditentukan.
Mindset Quality Assurance
1. Collaborator for developer and stakeholder
Banyak yang menganggap QA adalah musuh developer, namun QA sejatinya bergerak sebagai kolaborator bersama developer dalam mengembangkan produk dalam cara memberikan feedback/saran untuk membuat produk yang lebih baik.
2. Defect/bug prevention
QA harus menemukan bug agar ketika produk tersebut jadi tidak ada lagi bug di end user.
3. End user empathy
QA juga harus memosisikan diri sebagai user. Dengan demikian, QA bisa memberikan feedback kepada UI/UX.
4. Quality oriented
QA harus berorientasi kepada kualitas yang baik. Jika menemukan bug atau kejanggalan UI harus segera melakukan feedback.
5. Short feedback loop over delay feedback
QA harus segera melaporkan kejanggalan atau bug, jangan ditunda atau dikumpulkan karena kita tidak tahu timeline pengerjaan produk cukup atau tidak untuk memperbaiki bug.
Soft Skill yang harus dimiliki seorang QA
- Komunikasi
- Manajemen
- Team work
- Problem Solving
- Critical thinking
- Adaptability
- Eagerness to learn
- Knowledge sharing and mentoring
Hard Skill yang harus dimiliki seorang QA
- Testing (API/mobile/web)
- Dokumentasi
- Reporting
- Test Case, Test Script
- Database client tools (SequelPro, Heidi, DBeaver, dll)
- DML (MySQL, Postge, dll)
- Project Management tools
- Bahasa pemrograman, framework, version control
- SDLC/STLC
Tools/Frameworks yang digunakan QA
- Katalon
- Robotium
- Appium
- Macaca
- Selenium
- Selendroid
- Cypress
- Robot Framework, dan masih banyak lagi
Adapun tools yang mudah digunakan bagi pemula adalah Katalon, Apache JMetes, dan Postman.
Video lengkap:
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: