Bahaya Menggunakan VPN Gratisan, Bisa Melacak Aktivitas Pengguna
Perkembangan teknologi informasi membawa masyarakat kepada perubahan gaya hidup serba digital. Pengguna internet dari data HootSuit dan We Are Social 2022 mengungkap kini sudah ada 204,7 juta orang, naik 2,1 persen dari tahun sebelumnya.
Pertumbuhan pengguna internet diperkirakan akan terus terjadi, dari sebelumnya dipaksa untuk beradaptasi kini masyarakat sudah semakin nyaman dan percaya untuk melakukan aktivitas keuangan digital yang tinggi risiko. Perpindahan sebagian aktivitas ke ruang digital juga membawa risiko penipuan, hoaks dan konten-konten negatif lainnya.
Baca Juga: Online dan Offline Sama Saja, Waspada Pencurian Saat Ekspresikan Diri Lewat Media Digital
"Ternyata potensi buruk juga terbuka di ruang digital, sehingga perlu memahami keamanan digital, untuk melindungi kita saat berada di ruang digital," ujar Praktisi Komunikasi Digital, Reiza Praselanova, saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (21/9/2022).
Keamanan digital sebagai proses memastikan pengguna layanan digital daring dan luring aman, bukan hanya untuk mengamankan data yang dimiliki saja tapi juga data pribadi yang bersifat rahasia. Fokus pada materi mengamankan perangkat digital, Reiza membahas mengenai VPN yang merupakan singkatan Virtual Private Network (VPN) sebagai jaringan dalam jaringan internet yang memungkinkan seseorang mengakses internet lebih pribadi.
"Karena sifatnya pribadi maka tidak sembarangan orang bisa masuk ke jaringan pribadi (VPN) ini kecuali diizinkan pemilik jaringan," kata Reiza.
Baca Juga: Perilaku Warganet Picu Risiko Pencurian Identitas Pribadi di Internet
Cara kerja VPN sendiri secara sederhana dari pengguna yang memiliki IP address harus melalui VPN server dulu untuk mengakses website atau portal. Bahkan IP address atau identitas kita sebagai pengguna diubah dulu tidak langsung menuju website yang dituju, karena ada website tertentu yang tidak bisa diakses karena itu VPN diibaratkan semacam terowongan menuju jaringan dalam jaringan.
Masyarakat saat ini ramai menggunakan VPN, karena di Indonesia ada banyak aplikasi maupun website yang diblokir. Kegunaan VPN sendiri biasanya memang untuk membuka situs yang diblokir, menyembunyikan identitas saat online, mengenskripsi data selama online agar data tersebut tidak terbaca, mengamankan saat koneksi online di wifi publik, serta untuk remote worker.
"Ini yang tradder, aplikasi tradding memang diblokir jadi harus memakai VPN. Inilah yang buat ramai VPN digunakan, namum kebanyakan mereka memakai VPN yang salah yaitu VPN gratisan," tambah Reiza.
Baca Juga: Mengerikan! Jejak Digital Bisa Jadi Gerbang Pencurian Data Bahkan Identitas Diri
Bahaya VPN gratis, diungkapkan Reiza karena dapat melakukan pencurian data pribadi dan menyalahgunakannya. Selain itu rentan terhadap serangan malware dan adware, bahkan bisa menyebabkan pembobolan data perbankan. Juga menyebabkan perangkat smartphone atau laptop rusak.
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi.
Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya antara lain Managing Director D&D Consulting, Ni Made Suryandari, Praktisi Komunikasi Digital, Reiza Praselanova, dan Relawan TIK, Edy Wihardjo, serta mengundang Key Opinion Leader (KOL), seorang Public Figure, Enno Lerian. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi atau instagram @literasidigitalkominfo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: