Pede, Ukraina Bilang Gak akan Terpengaruh Ancaman Nuklir Rusia Gara-gara...
Ukraina tidak akan terpengaruh oleh ancaman nuklir dari Moskow atau pemungutan suara aneksasi yang diadakan di wilayahnya dan akan terus maju dengan rencananya untuk merebut kembali semua tanah yang didudukinya dari Rusia.
Mykhailo Podolyak mengatakan kepada Reuters bahwa kekuatan nuklir dunia harus memperingatkan Rusia bahwa setiap penggunaan senjata nuklir strategis atau taktis di Ukraina akan ditanggapi dengan tindakan nyata, dan bahwa Kyiv tidak memiliki teknologi untuk merespons secara simetris.
Baca Juga: NATO Kasih Respons Begini Soal Ancaman Senjata Nuklir Oleh Putin, Mengapa?
"Kami akan melanjutkan pekerjaan kami untuk tidak menduduki wilayah kami," katanya dalam sebuah wawancara.
Podolyak berbicara ketika Rusia mengakhiri hari kelima dan terakhir pemungutan suara di empat wilayah Ukraina yang diduduki sebagian yang menurut Moskow membuka jalan bagi pencaplokan resmi mereka.
Bersamaan dengan itu, sekutu dekat pemimpin Kremlin Vladimir Putin mengeluarkan peringatan nuklir yang keras pada hari Selasa. Peringatan semacam itu dianggap dirancang untuk menghalangi Ukraina dan Barat dengan mengisyaratkan bahwa Moskow siap menggunakan senjata nuklir taktis untuk mempertahankan wilayah yang baru dicaplok.
Podolyak mencemooh suara sebagai omong kosong hukum, menunjuk kasus wilayah Zaporizhzhia yang memiliki populasi 1,6 juta.
Dia mengatakan bahwa 800.000 penduduk tinggal di kota Zaporizhzhia yang tetap berada di bawah kendali Ukraina, sementara 400.000 telah meninggalkan wilayah yang diduduki, hanya menyisakan sebagian kecil dari penduduk wilayah tersebut yang bahkan dapat mengambil bagian dalam pemungutan suara.
"Dan kita harus menerima model ini atau senjata nuklir akan digunakan?...Ini omong kosong dan tidak dapat diterima. Kami akan melanjutkan pekerjaan kami. Ya, ada risiko tertentu."
Dia mengatakan sangat penting kekuatan nuklir dunia menjelaskan kepada Rusia bahwa penggunaan senjata nuklir akan dihukum dengan tindakan nyata --dan tidak hanya menghasilkan resolusi Dewan Keamanan PBB.
"Bahkan jika kita takut, apakah kita benar-benar memiliki pilihan alternatif untuk terus membebaskan wilayah kita?" kata dia.
"Kami percaya perang hanya dapat berakhir ketika kami telah membebaskan wilayah kami di perbatasan yang diakui secara internasional pada tahun 1991," katanya merujuk pada tahun ketika Ukraina mendeklarasikan kemerdekaan dari Uni Soviet yang dipimpin Rusia.
"Kami tidak punya skenario lain," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: