Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Swasta Menantikan Kebijakan Agresif Pemerintah untuk Net Zero Emission

Swasta Menantikan Kebijakan Agresif Pemerintah untuk Net Zero Emission Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kondisi dunia saat ini sedang menghadapi krisis iklim, di mana Indonesia memiliki komitmen ambisius dalam NDC-nya untuk mengurangi emisi karbon sebesar 29 persen dan 41 persen dengan bantuan internasional pada tahun 2030. 

World Bank Managing Director of Development Policy and Partnerships, Mari Elka Pangestu mengatakan, Indonesia perlu memiliki kerangka kebijakan pembangunan rendah karbon yang solid untuk mencapai target ini.

“Tantangan utama bagi Indonesia adalah mengimplementasi kebijakan dan reformasi. Untuk mencapai target ini kita membutuhkan investasi transformatif, terutama di sektor IPPU, Forest and Other Land Uses, dan energi,” Ujar Maria dalam webinar B20 Side Event oleh Trade & Investment Task Force bersama] ICDX dengan topik Indonesia's scenario to Achieve Net Zero, Kamis (29/9/2022). 

Baca Juga: Green Fuel Project, Inisiatif Pertamina Patra Niaga Menuju Net Zero Emission

Maria mengatakan, untuk mencapai Net Zero Emission, akan membutuhkan perubahan transformatif terkait penetapan harga karbon, energi yang lebih bersih, dan ekonomi hijau.

"Carbon pricing diyakini sebagai instrumen yang efisien, mampu memberikan insentif untuk pengurangan dan penghilangan emisi, mendorong perubahan perilaku, inovasi teknologi, dan keputusan investasi," ujarnya. 

Sementara itu, Direktur Lingkungan Hidup Bappenas, Medrilzam mengatakan dalam mewujudkan Net Zero Emission, tentu saja dibutuhkan suatu perencanaan yang sistematis serta terarah. 

Menurutnya, dibutuhkan suatu skenario yang dapat menjadi acuan pemerintah agar dapat mengantarkan Indonesia mencapai target Net Zero Emission yang telah ditentukan.

“Bappenas mengeksplor berbagai skenario untuk mencapai Net Zero Emission dalam tiga waktu yang berbeda yaitu 2045, 2050, dan 2060. Bappenas telah meluncurkan sebuah platform yang berfungsi menyimulasikan low carbon policy scenario yang meliputi tiga sektor yaitu energi, IPPU, dan FOLU. Demi mencapai Net Zero pada tahun 2045,” ujar Medrilzam. 

Di sisi lain, Corporate Secretary PT Pertamina, Brahmantya S Poerwadi mengataka Pertamina berkomitmen untuk membantu pemerintah mencapai target Net Zero Emission dengan mengembangkan potensi dari energi terbarukan yang lebih baik dan juga ramah lingkungan. 

“Pertamina berkomitmen untuk mengembangkan energi baru dan energi terbarukan dengan alokasi biaya modal sebesar 14% dari total anggaran jangka panjang. Nilai ini lebih agresif dengan perusahaan energi lain dengan rata-rata biaya modal NRA sebesar 4%,“ ujar Brahmantya. 

Sebagaimana diketahui, Indonesia dikenal sebagai negara paru-paru dunia dikarenakan luasnya wilayah hutan yang mencapai 125,82 juta hektare. Di mana hutan sendiri merupakan aspek penting untuk menekan emisi karbon, sesuai dengan tujuan dari Net Zero Emission yang ditetapkan pemerintah.

Asia Pulp & Paper sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan pemasaran kertas yang secara langsung memanfaatkan hutan berkomitmen untuk mendukung pemerintah mencapai target Net Zero Emission dengan membangun kembali kondisi perhutanan Indonesia menjadi lebih baik.

“Terdapat tiga pilar yang diusung oleh Asia Pulp & Paper untuk mendukung target Net Zero Emission, yaitu Production, Forest, and People. Namun, untuk mendukung pilar dan juga menjawab segala tantangan yang ada perlu ada kolaborasi antara pelaku usaha, pemerintah, serta kebijakan yang selaras dan mendukung pemangku kepentingan lainnya demi terdapainya target Net Zero Emission," ujar Chief Sustainability Officer Asia Pulp & Paper, Elim Sritaba.

Sementara itu, dari sektor IPPU dan pengelolaan limbah, Danone berkomitmen untuk membantu pemerintah mencapai target Net Zero Emission dengan menciptakan produk daur ulang yang dapat berdampak untuk menyelesaikan permasalahan sampah di Indonesia sehingga terciptanya lingkungan serta iklim yang baik.

“Untuk melestarikan planet yang sehat, Danone fokus terhadap empat pilar alam, yaitu Climate, Water, Circular Economy, and Agriculture. Kami bertekad untuk melawan perubahan iklim dengan menjadi perusahaan netral karbon pada tahun 2050, melindungi dan menghargai air sebagai sumber daya penting, menggunakan 100% plastik daur ulang untuk produk kami dan mendorong praktik pertanian regeneratif yang melindungi tanah,” ujar Director Sustainable Development of Danone Indonesia, Karyanto Wibowo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: