Senator Australia Serukan Keluar dari AUKUS: Kami Ogah Bantu Amerika Kacaukan Kawasan
Di bawah pakta AUKUS yang diumumkan September lalu, Amerika Serikat dan Inggris akan memasok teknologi canggih ke Australia agar dapat mengembangkan kapal selam nuklir canggihnya sendiri. Kritik terhadap AUKUS telah mencela bahwa Australia akan mengoperasikan kapal selam nuklir meskipun telah menandatangani Non-Proliferation Treaty (NPT).
Senator Australia Jordan Steele-John pada Kamis (29/9/2022) mengajukan petisi di parlemen negara itu, menuntut Canberra menarik diri dari pakta AUKUS trilateral dan menghentikan "integrasi" antara militer Australia dan AS.
Baca Juga: China Endus Aroma Tidak Netral Badan Atom Internasional Soal AUKUS, Bisa Bahaya!
“Dengan dukungan lebih dari 26.000 dari Anda, kami telah mengambil langkah besar dalam menunjukkan kepada parlemen bahwa kami tidak akan membantu Amerika Serikat mengacaukan kawasan kami dan memusnahkan armada kapal selam kami dalam prosesnya,” kata senator Partai Hijau yang mewakili Australia Barat.
Partai Hijau memiliki 12 senator di 76 anggota Senat Australia, menjadikannya kekuatan politik terbesar ketiga dalam politik negara di belakang Partai Buruh yang berkuasa dan Koalisi Liberal-Nasional yang menentang.
Steele-John mengatakan bahwa Australia berada pada “titik pengambilan keputusan yang vital” dalam hal bagaimana negara tersebut ingin “berinteraksi dengan tetangga kita” secara luas.
Senator Australia itu mengatakan bahwa “krisis iklim yang belum pernah terjadi sebelumnya” dan “memperluas ketidaksetaraan kekayaan” membutuhkan kerja sama global di antara negara-negara besar.
“Pakta AUKUS merusak semua ini karena kita tidak dapat bernegosiasi dengan satu tangan dan menodongkan senjata dengan tangan yang lain,” katanya.
Steele-John juga mengakui bahwa pengajuan petisi tidak akan menghentikan pemerintah Australia untuk mengembangkan kapal selam nuklir di bawah pengaturan AUKUS.
“Saya berharap saya dapat memberi tahu Anda bahwa pengajuan petisi ini akan menjadi akhir dari itu dan pemerintah akan melihat dukungan untuk kebijakan luar negeri yang lebih damai dan independen dan tentu saja benar. Kenyataannya sayangnya mereka mungkin tidak akan melakukannya," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto