Respons Korea Utara, Latihan Angkatan Laut Gabungan Pimpinan Amerika Diperkuat Kapal Induk Nuklir
Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan akan mengadakan latihan anti-kapal selam bersama yang melibatkan kapal induk bertenaga nuklir di Laut Jepang untuk pertama kalinya sejak 2017, di tengah ketegangan atas uji coba rudal Korea Utara baru-baru ini.
Manuver, yang dimulai pada Jumat (30/9/2022), akan melibatkan kapal induk bertenaga nuklir AS USS Ronald Regan, kapal perusak Korea Selatan Menmu the Great, dan kapal perusak kelas Asahi Jepang.
Baca Juga: Ada Manuver Kapal Penjelajah Rusia dan China di Alaska, Laksamana Amerika Dibuat Kaget karena...
USS Ronald Reagan dan tiga kapal perang AS lainnya tiba di Korea Selatan minggu lalu, dengan kapal induk itu berlabuh di pelabuhan Busan pada Jumat (30/9/2022).
“Pelatihan tersebut merupakan bagian dari langkah Kementerian Pertahanan untuk memulihkan kerja sama militer antara Korea Selatan, AS, dan Jepang ke level sebelum tahun 2017, guna merespons ancaman nuklir dan rudal Korea Utara,” kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan, Kamis (29/9/2022).
Seoul mengatakan Korea Utara meluncurkan dua rudal balistik ke Laut Jepang pada Rabu (28/9/2022). Peluncuran serupa dilaporkan pekan lalu, mengikuti pola peningkatan tes senjata oleh Pyongyang sejak awal tahun.
Peningkatan itu terjadi ketika Wakil Presiden AS Kamala Harris bertemu dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol sebagai bagian dari tur Asia-nya. Harris memuji kemitraan antara negara-negara tersebut sebagai “kunci utama keamanan dan kecenderungan” di Semenanjung Korea dan di panggung dunia.
Gedung Putih mengatakan Harris dan Yoon membahas tanggapan bersama terhadap “potensi provokasi di masa depan, termasuk melalui kerja sama trilateral dengan Jepang.”
Pyongyang telah berulang kali mengatakan pihaknya menganggap latihan militer di sekitar Semenanjung Korea yang melibatkan AS sebagai ancaman terhadap keamanannya.
Berbicara di Majelis Umum PBB pada Senin, utusan Korea Utara Kim Song berpendapat bahwa kawasan itu terperangkap dalam “lingkaran setan ketegangan dan konfrontasi karena meningkatnya permusuhan AS.”
Kim menambahkan bahwa latihan yang dipimpin AS meningkatkan risiko konflik bersenjata di kawasan itu, menyebut sanksi internasional terhadap Pyongyang tidak adil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto