Kepala Mata-Mata Rusia: Barat Adalah Dalang di Balik Sabotase Nord Stream
Mata-mata top Rusia mengatakan pada Jumat (30/9/2022) bahwa Moskow memiliki intelijen yang menunjukkan bahwa Barat berada di belakang apa yang dia katakan sebagai "tindakan teroris" terhadap jaringan pipa gas Nord Stream di bawah Laut Baltik.
"Kami memiliki materi yang menunjukkan jejak Barat dalam organisasi dan implementasi aksi teroris ini," Sergei Naryshkin, direktur Badan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR), ditunjukkan kepada wartawan di televisi pemerintah.
Baca Juga: Rusia Bilang Pipa Gas Nord Stream Dirusak Negara yang Sponsori Terorisme
Pernyataan kepala mata-mata itu adalah tuduhan publik paling langsung terhadap Barat dari seorang pejabat senior Rusia.
Dia tidak mengatakan bukti apa yang dimiliki Rusia, tetapi mengatakan Barat berusaha mengaburkan siapa yang melakukan serangan itu.
"Barat melakukan segalanya untuk menyembunyikan pelaku dan penyelenggara sebenarnya dari aksi teroris internasional ini," kata Naryshkin.
SVR adalah penerus langsung dari Direktorat Utama Pertama KGB era Soviet.
Presiden Vladimir Putin pada Kamis mengatakan "sabotase yang belum pernah terjadi sebelumnya" terhadap jaringan pipa gas Nord Stream adalah "tindakan terorisme internasional."
Kremlin menolak mengomentari pernyataan Naryshkin tetapi mengatakan perlu ada penyelidikan internasional menyeluruh atas insiden tersebut.
Menteri energi Swedia mengatakan pada hari Jumat bahwa "sangat mungkin" bahwa serangan terhadap jaringan pipa dilakukan dengan sengaja oleh aktor negara.
Sejak pecah pertama kali terdeteksi awal pekan ini, para pejabat di Moskow telah mengisyaratkan bahwa Barat, yang dipimpin oleh AS, bisa berada di balik serangan itu.
Pada hari Kamis, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan Washington akan mendapatkan keuntungan dari jaringan pipa yang terganggu.
Baik Nord Stream 1 atau 2 tidak beroperasi ketika retakan ditemukan pada hari Senin, tetapi keduanya mengandung gas.
Nord Stream AG, operator pipa Nord Stream 1, mengatakan pihaknya memperkirakan kebocoran gas akan berhenti pada hari Senin, tetapi belum dapat mengakses area tersebut untuk menilai kerusakan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto