Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sempat Dituduh Perkosa Seorang Wanita, Begini Nasib Bos JD.com Richard Liu!

Sempat Dituduh Perkosa Seorang Wanita, Begini Nasib Bos JD.com Richard Liu! Kredit Foto: REUTERS/Shannon Stapleton
Warta Ekonomi, Jakarta -

Miliarder Richard Liu, pendiri platform e-commerce terbesar di China JD.com, telah menyelesaikan gugatan perdata yang diajukan oleh mantan mahasiswa Universitas Michigan Liu Jingyao yang menuduhnya melakukan pemerkosaan.

Gugatan yang berlangsung lama sejak tahun 2018 ini disebutkan bahwa Liu memerkosa Jingyao setelah makan malam dan minum-minum.

Sebuah pernyataan dari pihak gugatan, dan diberikan kepada Reuters oleh JD.com yang dikutip di Jakarta, Senin (3/10/22) mengatakan:

"Insiden antara Jingyao Liu dan Tuan Richard Liu di Minnesota pada tahun 2018 mengakibatkan kesalahpahaman yang telah menyita perhatian publik yang substansial dan membawa penderitaan yang mendalam bagi pihak dan keluarganya."

Baca Juga: Xi Jinping Bikin Mliiarder China Ketar Ketir, Bos JD.com Lepas Saham Raksasanya

Mereka pun mengonfirmasi bahwa kasus tersebut telah selesai, namun tidak mengungkap kondisi penyelesainnya.

JD.com menolak berkomentar lebih lanjut tentang kasus ini, sementara pengacara Richard Liu dan Liu Jingyao tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Richard Liu adalah miliarder terkenal di China yang mendirikan JD.com. Hingga awal tahun ini, ia menjabat sebagai CEO JD.com setelah kemudian menyerahkan kendali CEO kepada Xu Lei pada bulan April.

Liu Jingyao mengajukan gugatan perdata pada April 2019, empat bulan setelah jaksa menolak untuk mengajukan tuntutan pidana terhadap Richard Liu.

Kasus ini sangat merusak reputasi Liu di China dan menempatkan pengawasan pada kendalinya atas raksasa e-commerce miliknya. Pada 2019, ia mengundurkan diri dari badan penasihat parlemen China, dengan dalih "alasan pribadi".

Kasus ini juga menggembleng banyak wanita di China, di mana isu-isu seperti pelecehan dan penyerangan seksual selama bertahun-tahun jarang dibicarakan di depan umum sampai gerakan #MeToo berakar pada tahun 2018. Meski demikian, gerakan itu telah menghadapi sensor online dan penolakan resmi sejak itu.

Pendukung Liu Jingyao di media sosial China menyebut penyelesaian itu sebagai kemenangan bagi gerakan #MeToo China.

Berita penyelesaian dengan cepat mulai menjadi tren di media sosial China pada hari Minggu, dengan lebih dari 110 juta orang membaca berita tentang topik tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: