'Kebijakan Partai Harus Didukung', Keputusan Niluh Djelantik Keluar NasDem Disentil: Cari Popularitas
Wakil Ketua Organisasi dan Kaderisasi DPD NasDem Denpasar, Wayan Gatra, merespons langkah Niluh Djelantik yang keluar dari NasDem pascadeklarasi Anies Baswedan sebagai capres 2024. Menurut Wayan, penunjukan Anies sudah melalui kajian dan pertimbangan. Keputusan ini bukan tiba-tiba karena dari Juni lalu NasDem sudah umumkan tiga calon dan sekarang resmi memilih Anies Baswedan.
Ia pun menyindir Niluh Jelantik yang dianggapnya sebagai kader yang tidak bisa diajak oleh partai. "Ya sekarang bilang keluar itu mencari popularitas pribadi. Kebijakan partai harus didukung dan taat organisasi," ujarnya, belum lama ini.
Mantan Kadis Koperasi Kota Denpasar ini menyebut, Kader NasDem harus loyal apapun keputusan partai. Kader harus berjuang menjalankan keputusan ketua umum dengan bertugas menyosialisasikan kepada masyarakat dan memberikan pemahaman.
Menurutnya, sosok Gubernur Jakarta itu adalah sosok yang nasional religius. Apapun yang menjadi polemik terdahulu perihal pilkada Jakarta 2017 menurutnya hanya permasalahan politik. "Politik identitas yang dulu itu hanya pemahaman saja. Buktinya, Anies rajin datang ke acara agama lain. Terus Anies juga memberikan bantuan mesin kremasi ke Umat Hindu di Jakarta," beber Gatra.
Kepemimpinan Anies di Jakarta, lanjutnya, juga tidak ada yang menyimpang dan nyeleneh. Jadi, menurutnya, tidak ada alasan menolak Anies Baswedan menjadi calon presiden. Saat ini NasDem memiliki waktu 1,5 tahun untuk bisa mewujudkan keputusan partai NasDem menjadikan Anies calon presiden 2024.
Baca Juga: Demokrat: Anies Baswedan Memang 'Incaran' AHY
Gatra berharap masyarakat memahami keputusan Partai NasDem. Diakuinya, keputusan terkait presiden adalah wewenang pusat, tidak ada kaitan dengan kader di daerah. Kader di daerah wajib taat akan keputusan organisasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum