Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bikin Ngelus Dada! Ini Peran Fatal Tiga Polisi Tersangka Tragedi Kanjuruhan yang Picu 131 Korban Tewas

Bikin Ngelus Dada! Ini Peran Fatal Tiga Polisi Tersangka Tragedi Kanjuruhan yang Picu 131 Korban Tewas Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tragedi Kanjuruhan Berdarah yang menewaskan ratusan orang terus menjadi sorotan publik.

Mengenai perkembangan yang ada, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menetapkan enam orang sebagai tersangka tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur pada Sabtu (1/10/2022) lalu. Dari keenam tersangka, tiga di antaranya adalah anggota kepolisian Republik Indonesia (Polri).

Tiga orang tersebut berinisial WSS sebagai Kepala Bagian Operasi (Kabagops) Polres Malang, BSA sebagai Kasat Samapta Polres Malang dan H sebagai Danki 3 Brimob Polda Jawa Timur. 

Kapolri pun mengungkap peran fatal ketiga anggotanya peristiwa mengerikan dalam sejarah sepak bola dunia yang telah menewaskan 131 orang tersebut.

Baca Juga: Achmad Nur Hidayat Sebut Pencopotan Kapolres Malang Terkait Tragedi Kanjuruhan Belum Cukup: Kapolda Jatim dan Iwan Bule Harus Tanggung Jawab

WSS sebagai Kabagops Polres Malang diketahui telah paham soal peraturan FIFA yang melarang penggunaan gas air mata dalam perhelatan sepak bola di stadion. Sayangnya, larangan tersebut ternyata diacuhkan oleh WSS.

Hal itu membuat senjata gas air mata dapat lolos masuk ke dalam stadion Kanjuruhan Malang tanpa ada pencegahan, dan bahkan dilepaskan oleh aparat saat pertandingan Arema FC vs Persebaya telah selesai.

Sedangkan peran BSA sebagai Kasat Samapta Polres Malang adalah memberi instruksi kepada para anggotanya yang bertugas menjaga di dalam stadion untuk menembakkan gas air mata ke arah tribun. Instruksi itu memicu kepanikan penonton.

Efek gas air mata yang membuat sesak dan mata pedih itu pun membuat para suporter mati-matian keluar stadion. Naas, beberapa pintu stadion tempat mereka ingin keluar dikunci.

Alhasil, banyak suporter yang terjebak dan terhimpit karena arus supoter di belakang terus merangsek maju. Tak sedikit yang tewas terinjak-injak hingga kehabisan napas.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: