Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Prancis Murka 2 Warganya Ditangkap Iran, Dipaksa Ngaku Mata-Mata Padahal Guru

Prancis Murka 2 Warganya Ditangkap Iran, Dipaksa Ngaku Mata-Mata Padahal Guru Kredit Foto: Reuters/Murad Sezer
Warta Ekonomi, Teheran -

Prancis pada Kamis (6/10/2022) menuduh Iran menyandera 2 warganya setelah Teheran menyiarkan rekaman video yang menunjukkan sejoli mengaku sebagai mata-mata. Pengakuan itu pun dituding dilakukan di bawah tekanan.

Dilansir dari Arab News, pejabat serikat guru sekolah Prancis, Cecile Kohler, dan pasangannya, Jacques Paris, ditangkap pada Mei dengan tuduhan mengobarkan 'ketidakamanan' di Iran. Prancis sontak mengutuk penahanan ini dan menuntut agar mereka segera dibebaskan.

Baca Juga: Bentrokan Atas Respons Kematian Muslimah Iran, KBRI Imbau WNI di Iran untuk Tidak Ikut Campur

Dalam rekaman TV pada Kamis (6/10/2022), Kohler 'mengaku' sebagai agen dinas intelijen eksternal Prancis di Iran untuk 'mempersiapkan' landasan bagi revolusi dan penggulingan rezim Islam Iran.

"Tujuan kami di dinas keamanan Prancis adalah untuk menekan pemerintah Iran," tegas Paris.

Video ini lantas memicu kemarahan di Prancis.

"Pertunjukan dugaan pengakuan mereka keterlaluan, mengerikan, tak dapat diterima, dan bertentangan dengan hukum internasional. Pengelabuan ini mengungkapkan penghinaan terhadap martabat manusia yang menjadi ciri otoritas Iran. Pengakuan yang diduga diambil di bawah paksaan ini tak berdasar, juga tak ada alasan yang diberikan untuk penahanan sewenang-wenang mereka," kecam juru bicara kementerian luar negeri Prancis, Anne-Claire Legendre.

Pasangan Prancis itu tampil di TV bertepatan dengan gelombang aksi protes massa antipemerintah selama berminggu-minggu di Iran. Demonstrasi meletus setelah kematian Mahsa Amini, wanita 22 tahun, dalam tahanan polisi moral karena jilbab yang dianggap kurang pantas.

Sejoli itu juga ditangkap sehari setelah sidang Senat Prancis, di mana semua partai politik mengutuk tindakan keras Iran terhadap demonstrasi massa.

Menurut kelompok HAM, media pemerintah Iran telah menyiarkan lebih dari 350 pengakuan paksa pada 2010-2020. Ada 4 warga negara Prancis sedang dipenjara di Iran. Prancis pun tengah menyelidiki apakah ada satu lagi yang diduga telah ditangkap selama aksi protes saat ini.

Melalui surat terbuka di Twitter pada Rabu (5/10/2022), Aktivis HAM di Iran dan 19 organisasi HAM lainnya meminta Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk mengatasi tindakan keras rezim Iran terhadap demonstrasi Mahsa Amini dan krisis HAM yang sedang berlangsung di Iran.

"Rakyat Iran membutuhkan dukungan dari AS dan seluruh komunitas internasional untuk mendapatkan hak dan kebebasan mereka," bunyi surat itu. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: