CEO & Direktur Eksekutif Politika Research & Consulting (PRC) Rio Prayogo mengaku tak kaget dengan perubahan haluan dukungan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Setelah sebelumnya terlihat memberi dukungan ke Anies Baswedan, kini PPP mulai mengarahkan dukungannya bagi Ganjar Pranowo.
Menurut Rio, ini sekaligus menunjukkan ada sinyal kuat Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), di mana PPP bernaung di dalamnya, mengusung Ganjar Pranowo.
"Ini sinyal awal dari PPP. Memang dari permulaan deklarasi, KIB diidentifikasi publik sebagai gerbong dukungan untuk Ganjar. Ketua Umum Relawan Projo, Budi Arie, Luhut Binsar Pandjaitan, datang dalam deklarasi itu. Memang sinyalnya terbentuk," kata Rio kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Dikatakan, setelah pergantian pucuk kekuasaan yang relatif mulus, haluan PPP berubah drastis. Sebelumnya, kata Rio, di berbagai daerah, kader PPP sedemikian rupa membangun narasi kedekatan dengan Anies Baswedan selama kepemimpinan Suharso Monoarfa.
Namun setelah ada konflik, orientasi politik yang tadinya ke Anies, berubah menyesuaikan kepentingan Plt Mardiono. "Wajar saja, kan Pak Mardiono dekat dengan Presiden Jokowi. Beliau Wantimpres. Apalagi saya melihat, Jokowi membahasakan sinyal dukungan kepada Ganjar lewat berbagai cara dan peristiwa," tandasnya.
Selain faktor internal, alasan PPP berubah dukungan ke Ganjar juga gampang dicari. PPP dapat memakai faktor kedekatan Ganjar dan Ka’bah di Jawa Tengah.
"Mertuanya Pak Ganjar tokoh PPP di Jawa Tengah. Memang PPP lebih mudah menarasikan Ganjar ketimbang Golkar di KIB yang sudah punya Airlangga. Jadi PPP menjadi pintu masuk KIB mendukung Ganjar," tuturnya.
Untuk diketahui, secara serempak kader PPP dari pucuk pimpinan hingga daerah mulai mendukung Ganjar sebagai capres. Saat Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) DPW PPP Sumut, di Hotel Le Polonia, Jalan Jenderal Sudirman, Medan, Jumat (7/10) sore, Plt Ketum Mardiono mengatakan Ganjar berpeluang besar diusung PPP.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum