Pentingnya Membangun Etika di Dunia Maya sebagai Personal Branding Pengguna
Perubahan interaksi ke ruang digital tetap membutuhkan tata kesopanan seperti halnya saat di dunia nyata. Bukan berarti karena tidak bertatap muka, etika menjadi hilang di dunia maya. Pengguna media digital harus menyadari bahwa sebenarnya sedang menghadapi sosok manusia lainnya dari layar perang digitalnya.
"Satu hal yang tidak berubah dari masa ke masa adalah moral. Mau kita generasi milenial, imigran digital, atau pun kita digital native," ujar Dosen Universitas Islam Jember dan Praktisi Digital Parenting, Ismaili, saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur pada Kamis (6/10/2022), dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta.
Baca Juga: Menanamkan Etika Berinternet Anak Sejak Dini dari Keteladanan Orang Tua
Seperti halnya tata krama di dunia nyata, saat salah berucap dan menyinggung orang lain di media digital, seseorang bisa dianggap tidak beretika. Sebabnya, menjaga moral baik di ruang nyata dan digital sama pentingnya dan akan berpengaruh di masa depan pengguna.
Ruang lingkup etika meliputi kesadaran di mana saat berinteraksi dengan orang lainnya di media digital dilakukan secara sadar dan memiliki tujuan. Kemudian, harus penuh tanggung jawab sebab perilaku di media digital akan memiliki jejak apakah berupa komentar atau unggahan. Selain itu, ada aspek kejujuran dengan menghindari perilaku memanipulasi maupun plagiasi dan asas manfaat bahwa apa yang dilakukan memiliki nilai kebermanfaatan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum