Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ada-Ada Aja! Mark Zuckerberg Desak Karyawan Hadir Pertemuan Virtual, Tapi Banyak Karyawannya Gak Punya VR!

Ada-Ada Aja! Mark Zuckerberg Desak Karyawan Hadir Pertemuan Virtual, Tapi Banyak Karyawannya Gak Punya VR! Kredit Foto: Instagram/Mark Zuckerberg
Warta Ekonomi, Jakarta -

Miliarder Meta, Mark Zuckerberg mendesak tim di perusahaannya untuk mengatur dan menghadiri pertemuan virtual. Tapi sayangnya, Zuckerberg tidak tahu bahwa banyak karyawan tidak memiliki headset VR, menurut laporan The New York Times.

Zuckerberg mengatakan kepada karyawan tahun ini untuk mengadakan pertemuan di aplikasi Meta's Horizon Workrooms. Di sana orang-orang dapat berkumpul sebagai avatar di ruang kerja virtual.

Meta yang sebelumnya dikenal sebagai Facebook sebagaimana diketahui meluncurkan Horizon Workrooms pada Agustus 2021. Untuk mengakses Horizon Workrooms, orang harus memiliki Meta Quest 2, headset VR perusahaan.

Melansir Yahoo Finance di Jakarta, Selasa (11/10/22) sumber itu mengatakan kepada The Times bahwa banyak karyawan Meta tidak memiliki headset VR tahun ini atau belum sempat memasangnya. Staf pun harus buru-buru membeli headset dan mendaftarkannya sebelum manajer mereka menyadarinya.

Baca Juga: Tak Seperti Mark Zuckerberg, Bos Apple Tak Percaya Metaverse, Ia Lebih Percaya Teknologi Ini untuk Masa Depan!

Meta menaikkan harga Quest 2 sebesar USD100 (Rp1,5 juta) pada bulan Agustus, dari USD299 (Rp4,5 juta) menjadi USD399 (Rp6,1 juta). Quest 2 pertama kali dikenal sebagai Oculus Quest 2 ketika diluncurkan pada tahun 2020, tetapi Meta mengubah namanya pada tahun berikutnya menjadi Meta Quest 2.

Sementara itu, Andy Stone, juru bicara Meta, mengatakan kepada The Times dalam sebuah pernyataan bahwa mudah untuk menjadi sinis tentang teknologi baru dan inovatif. Padahal, menciptakannya lebih sulit.

"Itulah yang kami lakukan karena kami percaya metaverse adalah masa depan komputasi," kata Stone kepada surat kabar itu.

The Times melaporkan bahwa mereka berbicara dengan lebih dari selusin staf saat ini dan mantan staf di Meta yang meminta untuk tetap anonim dan memperoleh komunikasi internal untuk artikelnya.

Termasuk informasi orang dalam dari dua karyawan yang mengatakan bahwa beberapa pekerja menyebut proyek metaverse penting membuat Mark bahagia yang disingkat menjadi MMH (make Mark Happy).

Kabar ini muncul karena memo internal yang diperoleh The Verge menunjukkan bahwa karyawan tidak menggunakan aplikasi Meta's Horizon Worlds.

"Mengapa kita tidak menyukai produk yang telah kita buat sedemikian rupa sehingga kita menggunakannya sepanjang waktu," tulis wakil presiden Metaverse Vishal Shah dalam memo itu. "Kebenaran sederhananya adalah, jika kita tidak menyukainya, bagaimana kita bisa mengharapkan pengguna kita menyukainya?"

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: