Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemimpin Organisasi Dunia Ngaku Syok dengan Rudal-rudal yang Dikirim Rusia ke Ukraina

Pemimpin Organisasi Dunia Ngaku Syok dengan Rudal-rudal yang Dikirim Rusia ke Ukraina Kredit Foto: Reuters/Vitalii Hnidyi
Warta Ekonomi, Moskow -

Serangan rudal Rusia ke Ukraina pada Senin (10/10/2022) membuat Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sangat terkejut.

"Sekretaris Jenderal sangat terkejut dengan serangan rudal skala besar pada hari ini oleh Angkatan Bersenjata Federasi Rusia di kota-kota seantero Ukraina. Sehingga, mengakibatkan kerusakan luas di wilayah sipil, serta menyebabkan puluhan orang tewas dan terluka," kata Juru Bicara Sekjen PBB melalui pernyataannya, seperti dikutip CNN International, Senin (10/10/2022).

Baca Juga: Ibu Kota Ukraina Dihantam Rudal Ukraina, 8 Orang Tewas, 24 Lainnya Luka-luka

"Ini merupakan eskalasi perang yang tidak dapat diterima. Seperti biasa, warga sipil membayarnya dengan harga tertinggi," tambah pernyataan itu.

Terpisah, Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken menegaskan kembali dukungan negaranya terhadap Ukraina atas serangan mematikan Rusia pada hari ini, kepada Menlu Ukraina Dmytro Kuleba.

“Saya baru saja berbicara dengan Dmytro Kuleba, untuk menegaskan kembali sikap AS. Kami mendukung penuh Ukraina, setelah serangan mengerikan Kremlin pagi ini. Kami akan terus memberikan bantuan ekonomi, kemanusiaan, dan keamanan yang tak tergoyahkan. Agar Ukraina dapat membela diri dan menjaga rakyatnya," cuit Blinken via Twitter, Senin (10/10/2022). 

Seperti diberitakan sebelumnya, hari ini, Rusia meluncurkan 84 rudal jelajah yang menyasar target di seluruh wilayah Ukraina.

Info ini disampaikan Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina, dalam sebuah postingan Facebook.

"Federasi Rusia telah menggunakan 84 rudal jelajah dan 24 drone (UAV), termasuk 13 drone Iran Shahid-136. Saat ini, 56 senjata Rusia yang terdiri dari 43 rudal jelajah dan 13 UAV, termasuk 10 drone kamikaze telah hancur," demikian bunyi pernyataan tersebut, seperti dikutip CNN International, Senin (10/10/2022).

Sementara Layanan Darurat Negara Ukraina (SES) mengatakan, fasilitas infrastruktur penting - terutama fasilitas pasokan energi - terdampak di Kiev dan delapan wilayah dan lainnya. Sehingga, memicu lebih dari 30 kebakaran.

"Akibat serangan teroris itu, 11 orang tewas dan 64 luka-luka," beber SES.

Terkait hal tersebut, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, serangan rudal itu dikirim sebagai balasan atas ledakan di Jembatan Kerch, yang menghubungkan Rusia dan Krimea, pada Sabtu (8/10/2022) lalu.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: