Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bukan Nakut-nakutin tapi Alarm Bahaya Resesi Sudah Dibunyikan, Ramalan IMF dan Bank Dunia Makin Gelap

Bukan Nakut-nakutin tapi Alarm Bahaya Resesi Sudah Dibunyikan, Ramalan IMF dan Bank Dunia Makin Gelap Kredit Foto: Unsplash/John Cameron
Warta Ekonomi, Washington -

Ekonomi dunia mungkin jatuh ke dalam resesi tahun depan karena bank sentral menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi sehingga menghambat pertumbuhan dalam prosesnya, kata Presiden Bank Dunia David Malpass dan Kepala Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva.

"Ada risiko dan bahaya nyata dari resesi dunia tahun depan," kata Malpass, mencatat bahwa pertumbuhan yang melambat di negara maju dan depresiasi mata uang di banyak negara berkembang menandakan kemunduran ekonomi global.

Baca Juga: Ekonomi Gelap di Tahun Depan, 15 Negara Bakal Alami Resesi

Keduanya berbicara pada diskusi virtual bersama pada Senin (11/10/2022), dengan menambahkan beragam masalah akan dihadapi menyusul resesi tersebut.

“Upaya pembangunan menghadapi krisis di tengah beragam masalah,” tambahnya.

Georgieva setuju bahwa "risiko resesi telah meningkat," mencatat bahwa negara-negara yang secara bersama-sama menyumbang sepertiga dari PDB dunia berada pada risiko jatuh ke dalam resesi.

Negara-negara ini mungkin mengalami pertumbuhan negatif selama kuartal terakhir tahun 2022 dan kuartal pertama tahun 2023, tambahnya.

Menurut perkiraan IMF, kerugian global dari perlambatan ekonomi dapat mencapai sebanyak $4 triliun pada tahun 2026, yang setara dengan ukuran PDB Jerman.

Namun demikian, Georgieva mengatakan bahwa pembuat kebijakan tidak dapat membiarkan inflasi menjadi "kereta pelarian" tanpa mengambil tindakan untuk menjinakkannya.

Banyak bank sentral telah menaikkan suku bunga tahun ini dalam upaya untuk memerangi kebijakan moneter yang lebih ketat, inflasi yang dipicu oleh kenaikan biaya energi dan warisan kebijakan moneter dan fiskal yang longgar di era pandemi.

Bank Sentral Eropa menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin yang belum pernah terjadi sebelumnya bulan lalu, menyusul kenaikan 50 basis poin pada Juli, yang pertama dalam lebih dari satu dekade.

Federal Reserve AS telah menyampaikan beberapa kenaikan suku bunga, sementara Bank of England mengumumkan kenaikan suku bunga tertajam dalam lebih dari 20 tahun pada bulan Agustus, menaikkan suku bunga acuan setengah poin persentase menjadi 1,75% dalam kenaikan suku bunga keenam sejak Desember.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: