Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rusia Umumkan Nasib Terbaru PLTN Terbesar di Eropa Usai Lepas dari Ukraina

Rusia Umumkan Nasib Terbaru PLTN Terbesar di Eropa Usai Lepas dari Ukraina Kredit Foto: Reuters/Alexander Ermochenko
Warta Ekonomi, Moskow -

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporozhye menerima listrik Rusia setelah diambil dari jaringan listrik Ukraina, menurut seorang penasihat di operator milik negara. Situs tersebut, bersama dengan kota Energodar, berada di dekat garis depan, dengan Moskow dan Kiev saling menuduh menembaki fasilitas tersebut.

“Kota ini telah terhubung ke jaringan listrik, dan pembangkit ini juga memiliki pasokan listrik baru,” kata Renat Karchaa dari Rosenergoatom kepada Russia 24 TV pada Selasa (11/10/2022).

Baca Juga: Rekomendasi Analis Amerika: Joe Biden, Tuntut Ukraina Setop Tembaki PLTN Zaporizhzhia Sebelum Rusia...

Perubahan itu juga dilaporkan oleh Vladimir Rogov, seorang pejabat senior di Wilayah Zaporozhye Rusia, tempat pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa berada.

“Pembangkit nuklir telah terhubung ke saluran listrik dari pihak kami,” kata Rogov kepada kantor berita RIA Novosti.

“Namun, terlalu dini untuk berbicara tentang memulai kembali reaktor pembangkit saat ini,” tulisnya kemudian di saluran Telegramnya.

Yang terakhir dari enam reaktor pabrik ditutup sebulan yang lalu setelah saluran listrik rusak akibat penembakan itu. Fasilitas itu kemudian terpaksa mengandalkan generator diesel.

Rusia menuduh Ukraina "terorisme nuklir," berulang kali memperingatkan bahwa penembakan itu dapat memicu bencana nuklir, mirip dengan insiden di Chernobyl pada tahun 1986. Kiev telah mengklaim bahwa tentara Rusia telah menggunakan pabrik itu sebagai perlindungan.

Wilayah Zaporozhye direbut oleh pasukan Rusia tak lama setelah Moskow melancarkan operasi militernya di negara tetangga itu pada Februari. Bersama dengan tiga bekas wilayah Ukraina lainnya, itu diterima di Rusia setelah aksesi itu didukung dalam referendum bulan lalu.

Pada hari Rabu, Presiden Vladimir Putin menandatangani dekrit secara resmi mentransfer pabrik di bawah otoritas Rusia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: