Pemerintah Terpojok Oleh Aksi Protes Massa, Kepala Kehakiman Iran Bilang Mau Dengarkan Demonstran
Para demonstran yang melakukan aksi protes besar-besaran atas kematian seorang perempuan muda dalam tahanan polisi, Mahsa Amini, akan diajak berbicara oleh Kepala Kehakiman Iran Mohsen Ejei.
Berbicara dalam pertemuan pejabat senior kehakiman di Teheran, Ejei mengatakan dia bersedia untuk terlibat dalam dialog dan negosiasi dengan semua kelompok untuk mengakhiri protes di seluruh negeri yang telah mengguncang Iran sejak pertengahan September.
Baca Juga: Pemimpin Tertinggi Iran dalam Bidikan Senapan: 'Darah Pemuda Kami di Tangan Anda'
"Jika faksi, kelompok, atau individu politik memiliki pertanyaan, kritik, ambiguitas, atau protes, saya menyatakan kesiapan saya untuk berbicara dengan mereka," kata Ketua Pengadilan Tinggi itu, Senin (10/10).
Dia mengatakan bahwa jika ada kritik atau protes, pihak kehakiman Iran akan menerimanya dan melakukan koreksi.
Pernyataannya Ejei muncul ketika protes berlanjut di banyak kota di Iran, hampir empat bulan setelah Mahsa Amini (22) meninggal dunia secara misterius setelah ditahan karena dianggap mengenakan pakaian tidak pantas oleh polisi moral negara itu.
Protes marah, yang pertama pecah di kampung halaman Amini di Sanandaj di Iran barat, kemudian menyebar ke semua kota besar Iran, termasuk Teheran, yang mengakibatkan banyak korban.
Pemerintah belum mengumumkan angka pastinya, tetapi kelompok hak asasi independen telah menyebutkan jumlah korban lebih dari 100.
Insiden itu mengejutkan dunia, dengan banyak pemerintah Barat mengeluarkan pernyataan kecaman dengan kata-kata keras, yang tidak cocok dengan pemerintah Iran.
Ejei, mengulangi pernyataan pejabat tinggi Iran lainnya, mengatakan kematian Amini adalah alasan yang dibuat oleh musuh Iran untuk memicu kerusuhan di negara itu.
Dia merujuk pada laporan forensik yang baru-baru ini dirilis, yang mengklaim kematian Amini karena kegagalan organ ganda, bukan kekerasan fisik.
Namun, keluarga Amini menolak laporan tersebut. Ayahnya mengatakan bahwa ada jejak darah di leher dan telinga putrinya ketika dia melihat tubuhnya.
Sementara pasukan keamanan telah menindak apa yang mereka sebut kerusuhan yang didukung asing, protes sporadis berlanjut pada Senin di beberapa bagian negara itu.
Wakil Menteri Dalam Negeri Iran, Sayyed Majid Mirahmadi, memperingatkan bahwa mereka yang ditangkap dalam protes selanjutnya tidak akan dibebaskan sampai persidangan mereka. Dia mengatakan bahwa mereka akan diberikan hukuman berat.
Pernyataannya muncul setelah universitas terkemuka yang berbasis di Teheran mengumumkan bahwa mayoritas mahasiswa mereka yang ditahan dalam protes telah dibebaskan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: