Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hubungan Amerika-Arab Saudi Meretak gegara Biden Ucapkan Kalimat Ini ke OPEC

Hubungan Amerika-Arab Saudi Meretak gegara Biden Ucapkan Kalimat Ini ke OPEC Kredit Foto: Reuters/Stringer

Konsekuensi untuk AS – dan untuk harga minyak mentah

Keputusan OPEC+, yang merupakan OPEC dan sekutu non-OPEC seperti Rusia, untuk memangkas produksinya “menggarisbawahi sejauh mana pemerintahan Biden telah kehilangan kemampuannya untuk mempengaruhi kebijakan OPEC+ Saudi,” kata Torbjorn Soltvedt, analis utama MENA yang berisiko firma intelijen Verisk Maplecroft.

“Gedung Putih memiliki beberapa pilihan bagus meskipun ada peringatan Biden tentang ‘konsekuensi’ setelah pemotongan,” katanya, mencatat ancaman legislasi antimonopoli anggota parlemen AS dan penghapusan aset militer AS dari Arab Saudi.

Baca Juga: Hasil Keputusan OPEC+ Bikin Kecewa, Biden Malah Mencak-mencak ke Arab Saudi

Sementara kedua tindakan akan mengirim pesan yang jelas, mereka bisa menjadi bumerang bagi AS dan harga minyak mentah.

“Kedua opsi ini akan mengancam untuk memutuskan hubungan yang sudah penuh, yang pada gilirannya akan memberikan tekanan ke atas yang lebih besar pada harga minyak dan bahan bakar,” kata Soltvedt.

"Singkatnya, gangguan dalam hubungan AS-Saudi akan berarti premi risiko Timur Tengah yang lebih tinggi untuk pasar minyak global dan harga minyak dan bahan bakar yang lebih tinggi," katanya. “Ini adalah kebalikan dari apa yang Gedung Putih coba capai menjelang pemilihan paruh waktu pada bulan November.”

Penting juga untuk dicatat bahwa pemotongan 2 juta barel per hari sebenarnya tidak sebesar angka utama itu; beberapa negara anggota telah jauh dari pagu produksi masing-masing, dan Irak misalnya telah mengindikasikan akan memproduksi lebih dari kuota yang ditetapkan.

Namun, banyak politisi Amerika telah lama tidak sabar dengan sifat hubungan AS-Saudi, terutama karena impor minyak Saudi AS telah menyusut selama bertahun-tahun dan lebih dari 80% ekspor minyak mentah Timur Tengah sekarang pergi ke Asia.

Ini, kata Soltvedt, telah membuat semakin banyak anggota parlemen AS “mempertanyakan mengapa Angkatan Laut Amerika harus menanggung keamanan ekspor minyak Timur Tengah ketika barel itu semakin mengarah ke Timur daripada ke Barat.”

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: