Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Yahudi Amerika Disenggol, Ada-ada Aja Trump Bikin Pengakuan 'Gampang Jadi PM Israel'

Yahudi Amerika Disenggol, Ada-ada Aja Trump Bikin Pengakuan 'Gampang Jadi PM Israel' Kredit Foto: Instagram/Donald Trump
Warta Ekonomi, Washington -

Dipandang sebelah mata oleh masyarakat Yahudi Amerika Serikat, mantan Presiden Donald Trump mengaku sangat kesal.

Dalam ocehannya di Twitter, politikus Partai Republik itu sesumbar bisa dengan mudah jadi PM Israel lantaran dirinya dicintai oleh masyarakat negara Zionis tersebut.

Baca Juga: Israel Adalah Negara Kelima Terburuk buat Para Pekerja, Inilah Alasannya

“Tidak ada presiden yang melakukan lebih banyak untuk Israel daripada saya. Agak mengejutkan, kaum Evangelis kita yang luar biasa jauh lebih menghargai itu daripada orang-orang beragama Yahudi, terutama mereka yang tinggal di AS,” klaim Trump dalam sebuah posting pada Minggu.

"Mereka yang tinggal di Israel, itu beda cerita," lanjutnya sembari menambahkan bahwa dia dapat dengan mudah memenangkan pemilu di negara Yahudi.

Trump pun memperingatkan komunitas Yahudi AS agar segera melakukan introspeksi dan berubah karena sikap mereka saat ini berpotensi membawa malapetaka bagi Israel. 

“Orang Yahudi AS harus memperbaiki sikap mereka dan menghargai apa yang dimiliki Israel sekarang – Sebelum terlambat!” tegas Trump.

Kristen Evangelis adalah salah satu demografi paling pro-Israel di AS, bahkan dianggap lebih bermanfaat bagi Israel ketimbang komunitas Yahudi-AS. Dari 7,6 juta orang Yahudi di Amerika, kebanyakan cenderung berpaham liberal.

Survei 2020 menemukan bahwa 7 dari 10 Yahudi-AS mengidentifikasi diri dengan Partai Demokrat.

Sementara 71% orang Israel menyetujui kinerja Trump menjelang pemilihan 2020, hanya 27% orang Yahudi Amerika yang memiliki pandangan positif terhadap dia.

Hampir dua tahun masa jabatan Presiden Joe Biden, orang Israel masih memandang Trump lebih positif daripada penggantinya dari Partai Demokrat.

Pada akhirnya, Trump hanya mengambil 30% suara Yahudi pada November 2020, meskipun berulang kali menyerukan dukungannya untuk Israel dalam kampanye dan menengahi Kesepakatan Abraham –yang menormalkan hubungan antara Israel, Uni Emirat Arab, dan Bahrain– dua bulan sebelumnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: