Menko Marves: Peran BUMN Strategis dalam Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Indonesia Pascapandemi
Pemulihan ekonomi utamanya didorong oleh pemulihan konsumsi yang cepat, kinerja investasi yang stabil dan mampu tumbuh double digit, serta surplus neraca perdagangan selama 28 bulan berturut-turut. Indonesia juga menjadi salah satu top performer ekspor di dunia. Stabilitas makro ekonomi juga dapat dijaga dengan baik di tengah gejolak kondisi global. Tidak hanya inflasi, performa nilai tukar dan portfolio masih terjaga sepanjang 2022.
Ketahanan ekonomi juga didorong oleh proses transformasi ekonomi. Melalui hilirisasi industri, Indonesia tidak lagi mengandalkan komoditas mentah dan mulai beralih ke industri bernilai tambah. Selain itu, peningkatan efisiensi melalui digitalisasi juga terus digalakkan. Digitalisasi sistem pengadaan barang dan jasa Pemerintah dan BUMN telah mendorong efisiensi belanja negara serta diarahkan pada peningkatan produk dalam negeri.
Baca Juga: KSP Sebut Ekonomi Indonesia Cerah di 2023, Ini Indikatornya
Menko Luhut menggarisbawahi dengan dua peran utama BUMN, yaitu sebagai pencipta nilai (value creator) dan agen pembangunan (agent of development), BUMN mampu menyediakan barang dan jasa yang diperlukan bagi seluruh masyarakat, sampai ke seluruh pelosok nusantara. Transformasi BUMN telah dilakukan dengan mengubah konsep superholding menjadi subholding sehingga lebih efisien dan tangguh.
"Perbaikan kinerja BUMN menjadi salah satu pendorong peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dengan peningkatan hingga 35 persen sepanjang 2022, naik hingga 105 persen dari target yang ditetapkan oleh Pemerintah. Acara SOE International Conference yang merupakan bagian dari G20 Presidensi Indonesia, kita hadir untuk menyaksikan tonggak dan peran signifikan BUMN dalam memperkuat perekonomian bangsa," tutup Menko Luhut.
Dalam acara ini sekaligus diluncurkan program Indonesia Water Fund (IWF) dalam rangka percepatan pemerataan akses terhadap pelayanan air bersih bagi masyarakat Indonesia yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN. IWF merupakan wadah untuk mendukung percepatan investasi penyediaan air bersih ke rumah, di mana air bersih masih menjadi tantangan di banyak negara, termasuk Indonesia.
Hanya 23% penduduk Indonesia yang memiliki akses ke air bersih, dan sebagian masyarakat Indonesia lainnya masih menghadapi ketimpangan harga air bersih mulai dari Rp65.000 (US$4,4) hingga Rp140.000 (US$9,5) per meter kubik. Melalui sinergi antara BUMN dan mitra strategis baik global maupun swasta, IWF diharapkan dapat menjadi solusi alternatif bagi Pemerintah dalam perluasan akses air bersih kepada masyarakat melalui pendanaan non APBN.
"Ke depannya, kami akan terus melakukan program-program yang berdampak langsung terhadap
meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Peran BUMN sebagai agen pembangunan di masyarakat akan berjalan seiring dengan transformasi BUMN. Oleh karena itu, melalui acara ini kami membuka akses seluas-luasnya untuk menjalin kerja sama dengan Pemerintah, Swasta dan Mitra Strategis Global untuk berpartisipasi bersama dalam membangun ekosistem di Indonesia," tutup Menteri Erick.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum