PT Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memperlihatkan inovasi dan langkah maju selama 3 tahun kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir. KAI terbukti mampu bertahan dari goncangan pandemi dan bahkan bangkit kembali menjadi andalan dalam melayani transportasi jarak dekat maupun jarak jauh.
“Kebangkitan KAI melawan pandemi merupakan buah dari konsistensi penerapan nilai-nilai utama Kementerian BUMN kepada seluruh insan KAI yaitu Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (AKHLAK). Insan KAI harus mengutamakan AKHLAK sebagai pedoman agar dapat memberikan layanan yang sepenuh hati dan senantiasa menjalankan amanah dengan baik,” kata Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo di Jakarta, Selasa (18/10/2022).
Meski menghadapi tantangan yang begitu berat, KAI terus meningkatkan pelayanan bagi pelanggan di masa pandemi Covid-19. Bahkan, KAI membuat sejarah dengan mengoperasikan Commuter Line untuk pertama kalinya di jalur Yogyakarta - Solo serta mengoperasikan kembali kereta api di jalur Cibatu - Garut.
. Baca Juga: KAI Gandeng GMF untuk Perawatan Kereta Api
KAI juga terus melakukan inovasi pada layanan KA penumpang berupa percepatan waktu tempuh, penyediaan layanan wifi gratis, dan penyediaan layanan Live Cooking di atas KA. Inovasi layanan ini bertujuan untuk memenuhi harapan pelanggan akan waktu perjalanan yang lebih cepat, wifi gratis, dan masakan dadakan di atas KA.
Terobosan lain KAI di bidang digital yaitu KAI mulai mengujicobakan fasilitas Face Recognition Boarding Gate di Stasiun Bandung. Hadirnya Face Recognition Boarding Gate tersebut bertujuan untuk mempermudah pelanggan KA Jarak Jauh yang ingin naik kereta api, tanpa perlu repot-repot menunjukan berbagai dokumen seperti boarding pass fisik, e-boarding pass, KTP, ataupun dokumen vaksinasi.
“Kami bersyukur di masa pemulihan ekonomi ini, KAI mencatatkan kebangkitan kinerja. KAI mencatat volume pelanggan KA pada Semester I 2022 yaitu 119,8 juta pelanggan, naik 42% dibanding Semester I 2021 sebanyak 84,1 juta pelanggan,” kata Didiek.
Volume pelanggan pada Semester I 2022 didominasi oleh pelanggan KRL di wilayah Jabodetabek dimana jumlahnya mencapai 89,9 juta pelanggan. Kenaikan ini ditunjang oleh meredanya pandemi Covid-19, tingkat vaksinasi yang semakin membaik, dan relaksasi persyaratan perjalanan di awal tahun 2022.
Tak hanya angkutan penumpang, sektor angkutan barang KAI pun menunjukkan kinerja yang positif pada Semester I 2022. KAI mengangkut sebanyak 26,7 juta ton barang, naik 15% dibanding Semester I 2021 dimana KAI mengangkut sebanyak 23,2 juta ton barang. Secara umum, peningkatan ini juga dipengaruhi oleh faktor pandemi yang semakin mereda, sehingga iklim usaha pun turut membaik.
Untuk semakin memperkuat kebangkitan KAI pascapandemi, KAI juga terus mengoptimalkan aset-asetnya yang tersebar di Jawa dan Sumatera. Aset-aset KAI yang dikuasai oleh pihak yang tidak berhak pun secara konsisten KAI tertibkan dengan dibantu oleh aparat kewilayahan dan kepolisian.
Hingga Agustus 2022, KAI telah melakukan penertiban asetnya berupa tanah seluas 527.952 m2 dan bangunan seluas 37.147 m2 di wilayah kerjanya seperti di DKI Jakarta, Sumatera Barat, dan Jawa Tengah. Adapun bangunan yang telah ditertibkan yaitu berupa kios, rumah perusahaan, bangunan dinas, dan bangunan liar. Melalui penertiban tersebut, KAI telah menyelamatkan asetnya senilai Rp1,02 triliun. Baca Juga: Jokowi Targetkan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Mulai Beroperasi di Juni 2023
Atas membaiknya kinerja KAI tersebut, KAI menghasilkan laba bersih pada Semester I 2022 sebesar Rp740 miliar, atau tumbuh 254% dibanding Semester I 2021 yaitu minus Rp480 miliar. Di samping capaian peningkatan laba tersebut, KAI juga terus membukukan kinerja EBITDA yang positif yakni sebesar Rp2.078 miliar atau tumbuh signifikan jika dibandingkan periode Semester I 2021 sebesar Rp548 miliar.
"Bangkitnya kinerja KAI ini sejalan dengan strategi, harapan, dan aspirasi Kementerian BUMN yang menginginkan perusahaan agar dapat bertahan dan semakin kuat di tengah krisis kesehatan dan ekonomi akibat Covid-19 ini,” tutup Didiek.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman