"Kita diterpa pandemi itu lebih dari dua tahun. Alhamdulillah kita bisa menjaga stabilitas ekonomi walaupun turun, tapi tidak seperti negara lain. Menurut informasi sekarang ini sudah 28 negara menjadi pasien IMF. Mudah-mudahan Indonesia tidak menjadi pasien IMF," pungkasnya.
Sebelumnya, Duta Besar Indonesia untuk Singapura Suryo Pratomo dalam laporannya menuturkan bahwa Diaspora Indonesia di Singapura juga turut terdampak hantaman pandemi Covid-19. Namun, melalui semangat gotong royong, mereka mampu menghadapi situasi sulit tersebut bahkan tetap dapat membantu masyarakat di Tanah Air.
Baca Juga: Antusiasme Terasa, KBRI Singapura Siap Menyambut Wapres Ma'ruf Amin Bersama Diaspora Indonesia
"Kami yang ada di Singapura, dengan segala macam upaya, kami mengumpulkan dana sesuai arahan Ibu Menteri Luar Negeri, dan hasilnya antara lain adalah kami dapat mengumpulkan donasi untuk membeli 12 generator oksigen yang sekarang dipasang di 12 rumah sakit di Sumatera," ungkapnya.
Tidak hanya itu, tutur Suryo, forum komunikasi masyarakat Indonesia di Singapura juga menyumbang mobil ambulans yang saat ini dipakai Palang Merah Indonesia (PMI). "Tiga tahun yang tidak mudah karena penuh dengan tantangan yang luar biasa," ujarnya.
Lebih jauh, Suryo menyampaikan bahwa para Diaspora Indonesia sangat menyadari bahwa tantangan ke depan tidak kalah sulit, khususnya dengan meningkatnya krisis ekonomi dan geopolitik, kelangkaan pangan, serta kenaikan harga bahan bakar minyak yang memicu inflasi di banyak negara.
"Pendekatan ekonomi kerakyatan, ekonomi syariah merupakan satu jawaban untuk kita bisa keluar dari badai ini," yakinnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: