Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Singapura, Wapres Bawa Misi Tingkatkan Ekspor Produk Indonesia

Di Singapura, Wapres Bawa Misi Tingkatkan Ekspor Produk Indonesia Kredit Foto: Humas Wapres
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam lawatannya selama tiga hari ke Singapura sejak 17 hingga 19 Oktober 2022, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma'ruf Amin menuturkan bahwa dirinya membawa misi penting untuk mempererat hubungan ekonomi Indonesia-Singapura. Salah satunya adalah dengan meningkatkan sektor perdagangan kedua negara.

"Kerja sama yang tentu ingin saya dorong itu peningkatan ekspor Indonesia ke Singapura, khususnya untuk produk-produk UMKM," terang Wapres saat melakukan dialog dengan para Diaspora Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di 7 Chatsworth Road, Singapura, Selasa (18/10/2022), dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.

Baca Juga: Bertemu Wakil PM Singapura, Wapres Bahas Penguatan Kerja Sama Ekonomi Kedua Negara

Lebih dari itu, ia juga ingin meyakinkan Pemerintah Singapura bahwa sebagai partner perdagangan dan investasi, kedua negara masih memiliki banyak peluang kerja sama lainnya, seperti pengembangan industri halal. "Kita di Indonesia sedang mengembangkan industri halal karena ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat produsen halal dunia, (sebagaimana) keinginan Presiden nanti di 2024. Saya nilai Singapura menjadi mitra penting bagi Indonesia (dalam hal ini)," ungkapnya.

Selain itu, tutur Wapres, pada kunjungan kali ini ia juga ingin mendengar pengalaman para pelaku bisnis Indonesia yang telah berhasil masuk pasar Singapura. "Saya juga ingin mendapat masukan, terutama dalam rangka membantu upaya UMKM kita supaya bisa naik kelas," imbuhnya.

Sebab, terang Wapres, UMKM terbukti mampu menjadi bantalan ekonomi masyarakat Indonesia di saat pandemi Covid-19. Untuk itu, kehadirannya di tengah masyarakat diharapkan terus tumbuh dan berkembang. "Jadi, bukan orang saja yang (dapat) terkena stunting, tetapi UMKM juga jangan terkena stunting. Artinya, tidak besar-besar. Oleh karena itu, kita harus kembangkan," tegasnya.

Untuk itulah, menurut Wapres, pengalaman dan kiat sukses para Diaspora Indonesia khususnya yang bergerak dalam bidang bisnis dapat menjadi sumbangan pemikiran atau sedekah ilmu pengetahuan bagi para pelaku bisnis di Tanah Air. "Saya berharap dalam situasi ekonomi dunia saat ini, masyarakat diaspora bisa menjadi bagian dari solusi, serta senantiasa membawa citra baik Indonesia dalam aktivitas bisnisnya," pesan Wapres.

Dengan demikian, sambungnya, Indonesia akan terus mampu menjaga stabilitas ekonominya meskipun diterpa berbagai krisis seperti krisis ekonomi, finansial, pangan, energi, dan pandemi Covid-19 sekarang ini.

"Kita diterpa pandemi itu lebih dari dua tahun. Alhamdulillah kita bisa menjaga stabilitas ekonomi walaupun turun, tapi tidak seperti negara lain. Menurut informasi sekarang ini sudah 28 negara menjadi pasien IMF. Mudah-mudahan Indonesia tidak menjadi pasien IMF," pungkasnya.

Sebelumnya, Duta Besar Indonesia untuk Singapura Suryo Pratomo dalam laporannya menuturkan bahwa Diaspora Indonesia di Singapura juga turut terdampak hantaman pandemi Covid-19. Namun, melalui semangat gotong royong, mereka mampu menghadapi situasi sulit tersebut bahkan tetap dapat membantu masyarakat di Tanah Air.

Baca Juga: Antusiasme Terasa, KBRI Singapura Siap Menyambut Wapres Ma'ruf Amin Bersama Diaspora Indonesia

"Kami yang ada di Singapura, dengan segala macam upaya, kami mengumpulkan dana sesuai arahan Ibu Menteri Luar Negeri, dan hasilnya antara lain adalah kami dapat mengumpulkan donasi untuk membeli 12 generator oksigen yang sekarang dipasang di 12 rumah sakit di Sumatera," ungkapnya.

Tidak hanya itu, tutur Suryo, forum komunikasi masyarakat Indonesia di Singapura juga menyumbang mobil ambulans yang saat ini dipakai Palang Merah Indonesia (PMI). "Tiga tahun yang tidak mudah karena penuh dengan tantangan yang luar biasa," ujarnya.

Lebih jauh, Suryo menyampaikan bahwa para Diaspora Indonesia sangat menyadari bahwa tantangan ke depan tidak kalah sulit, khususnya dengan meningkatnya krisis ekonomi dan geopolitik, kelangkaan pangan, serta kenaikan harga bahan bakar minyak yang memicu inflasi di banyak negara.

"Pendekatan ekonomi kerakyatan, ekonomi syariah merupakan satu jawaban untuk kita bisa keluar dari badai ini," yakinnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: