Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menginisiasi Religion of Twenty (R-20) yang akan diselenggarakan di Nusa Dua Bali, pada 2-3 November 2022. Para tokoh agama yang hadir dalam forum internasional ini diharapkan bisa mengatasi masalah hubungan antaragama di dunia dengan melakukan dialog secara jujur.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, menjelaskan R-20 didesain agar para tokoh agama berbicara secara jujur mengenai problem masing-masing agama.
Sebab kata dia, klaim masing-masing agama sebagai agama yang damai dan mendorong harmoni masih memerlukan bukti. Dalam kenyataannya, ada masalah besar dan mendasar terkait hubungan antaragama.
"Tidak ada jalan keluar dari masalah itu, selain agama dan para pemimpinnya harus berdialog secara jujur tanpa menutup-nutupi, terus terang, dan langsung menohok kepada sumber masalah," kata Gus Yahya. Melalui dialog yang terus terang, solusi bagi penyelesaian konflik akan semakin jelas. Setelah itu, barulah agama-agama bisa merumuskan kontribusi bagi perdamaian dunia.
"Dengan dialog yang jujur dan terus terang itu, kita harapkan kita jadi tahu apa masalah yang nyata dan tahu bagaimana menyelesaikannya. Terbuka kesempatan bagi agama untuk juga secara nyata berkontribusi di dalam mencari jalan keluar dari berbagai permasalahan dunia," pungkas Gus Yahya.
Sementara itu Ketua Panitia Pelaksana Forum Religion of Twenty (R20) Ahmad Suaedy mengatakan sebanyak 106 pemimpin agama-agama terkonfirmasi menghadiri gelaran R-20.
“Yang sudah fix ada 106 partisipan dari luar negeri,” kata Ahmad. Mereka yang terkonfirmasi hadir lanjut dia merupakan pemuka agama dan pemimpin sekte dari agama-agama. Mereka merupakan delegasi dari beberapa negara meliputi Afrika, Amerika Latin, Australia, Argentina, Brazil, dan lainnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: