Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Putin Galau, Jenderal Rusia Ngaku Pasukannya Hadapi Situasi Tegang dengan di Ukraina

Putin Galau, Jenderal Rusia Ngaku Pasukannya Hadapi Situasi Tegang dengan di Ukraina Kredit Foto: Reuters/Sergey Pivovarov
Warta Ekonomi, Kiev, Ukraina -

Komandan baru pasukan Rusia di Ukraina membuat pengakuan langka atas tekanan yang mereka alami dari serangan Ukraina untuk merebut kembali wilayah selatan dan timur yang diklaim Moskow telah dicaplok hanya beberapa minggu lalu.

Dalam tanda lain keprihatinan Rusia, kepala wilayah strategis Kherson selatan yang dilantik Kremlin pada Selasa (18/10/2022) mengumumkan "pemindahan bertahap yang terorganisir" dari warga sipil dari empat kota di Sungai Dnipro.

Baca Juga: Ukraina Bisa Gawat, Iran Buka-bukaan Soal Rusia: Rezim Putin Minta Lebih Banyak...

"Situasi di daerah 'Operasi Militer Khusus' dapat digambarkan sebagai tegang," Sergei Surovikin, jenderal angkatan udara Rusia yang sekarang memimpin pasukan invasi Rusia, mengatakan kepada saluran berita Rossiya 24.

"Situasi di daerah ini sulit. Musuh dengan sengaja menyerang infrastruktur dan bangunan tempat tinggal di Kherson," kata Surovikin berbicara tentang Kherson.

Pasukan Rusia di Kherson telah mundur sejauh 20-30 km (13-20 mil) dalam beberapa minggu terakhir dan berisiko terjepit di tepi barat sungai Dnipro sepanjang 2.200 km yang membelah Ukraina.

Vladimir Rogov, anggota dewan yang didirikan Rusia yang mengatur Zaporizhzhia, juga di selatan, mengatakan pasukan Ukraina telah mengintensifkan penembakan semalaman mereka terhadap Enerhodar yang dikuasai Rusia --kota tempat banyak karyawan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia tinggal.

Tembakan artileri telah menghantam pinggiran kota dan ada 10 serangan di sekitar pembangkit listrik termal, katanya di aplikasi pesan Telegram pada hari Rabu.

Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi laporan medan perang.

Baik Ukraina maupun Rusia membantah menargetkan warga sipil, meskipun Ukraina menuduh pasukan Rusia melakukan kejahatan perang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: