Sumber data We Are Social pada awal 2022 menyebut sudah ada 204,7 juta pengguna internet di Indonesia dengan pertumbuhan 500 persen sejak sepuluh tahun. Rata-rata pengguna internet harian adalah 8 jam 36 menit, dengan pengguna media sosial aktif sebanyak 191 juta dan platform paking banyak digunakan yaitu WhatsApp 88,7 persen, Instagram 84,8 persen, Facebook 81,3 persen, disusul TikTok 63,1 persen dan Telegram 62,8 persen.
"Tapi apakah semua orang yang bermedia sosial itu yakin sudah berinternet aman? Justru itu kita harus membuka lagi bahwa sekarang makin banyak modus-modus penipuan digital baru," ungkap Indy penyiara yang menjadi Key Opinion Leader (KOL) Indy Barents saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, pada Senin (17/10/2022).
Baca Juga: Bukan Hanya Internet, Budaya Digital Bisa Diterapkan di Setiap Lini Kehidupan
Di mana penjahat siber punya banyak celah untuk menjerat korbannya, sehingga pengguna media digital tetap harus berhati-hati. Apalagi penjahat siber selalu mencari korban, mereka mendapat cela untuk melakukan penipuan online, penjebolan rekening, halaman web palsu, pemerasan, peretasan akun, akses ilegal, cyberbullying, pencurian identitas hingga donasi palsu.
Oleh sebab itu pengguna media digital harus memastikan keamanan digital sebagai sebuah perlindungan pribadi di media digital, termasuk aset digital dan identitas pribadi. "Sudah saatnya kita lebih berhati-hati terhadap aset digital dan data pribadi yang ada dalam nomor telepon, email, tanggal lahir, foto diri, foto keluarga, file KTP, SIM/Password, Kartu Keluarga, hingga nomor kartu kredit, rekening dan riwayat medis," sebut Indy.
Beberapa waktu lalu sempat viral warganet yang mengunggah KTP, hingga foto ibu dan nama ibu kandung. Hal ini sama saja dengan menyerahkan kunci kepada pelaku kejahatan di media digital. Belum lagi berbagai permintaan unggahan viral lain yang seharusnya dicermati lebih jauh, belum lagi aktivitas berisiko seperti belanja online, mengundu aplikasi, hingga klik link iklan atau berita, mengisi form elektronik, unggahan media sosial hingga registrasi layanan keuangan.
Lebih lanjut Indy mengatakan pengguna tetap bisa aman berinternet asalkan lebih waspada. Hal paling mendasar misalnya menggunakan password yang kuat, jangan gunakan passwod dari data pribadi. Kemudian jeli saat klik link, dan bijak saat mengunggah dokumen, foto, hingga status yang kemungkinan ternyata menjadi cela pelaku kejahatan dunia maya.
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Blitar, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi.
Baca Juga: OJK dan Industri Fintech Dorong Kepercayaan Platfom Digital dengan Identitas Digital yang Aman
Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya antara lain Enterpreneur dan Founder of Coffee Meets Stock Billy Tanhadi, Dosen Fikom Unitama, Ahmadi Neja, serta serta mengundang Key Opinion Leader (KOL) Indy Barents. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi atau instagram @literasidigitalkominfo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar