
Perdana Menteri Prancis, Francois Bayrou lunak dalam menghadapi ancaman kebijakan tarif 200% untuk minuman keras dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Francois Bayrou baru-baru ini mengkritik langkah dari Uni Eropa. Ia menyebut bahwa bloknya mungkin telah keliru dengan memasukkan whiskey bourbon ke dalam daftar produk yang dikenai tarif balasan atas bea masuk terhadap baja dan aluminium dari Amerika Serikat.
Baca Juga: Anak Buah Trump Sebut Aturan Tarif Akan Menyasar Semua Negara: Ini Adalah Kebijakan Global
"Apakah ada kesalahan langkah? Ya, mungkin saja, karena bourbon dimasukkan seolah-olah menjadi ancaman perdagangan," ujar Bayrou dilansir dari Reuters, Senin (17/3).
Francois Bayrou menyarankan revisi terkait dengan rencana pembalasan tarif, khususnya terkait dengan minuman keras yang akan berlaku mulai dari 1 April 2025.
"Sebuah daftar lama telah digunakan tanpa diperiksa dengan baik," ungkapnya.
Pernyataan Bayrou sendiri muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran di kalangan produsen anggur dan minuman beralkohol, salah satunya adalah industri cognac dari Prancis.
Baca Juga: Menko Airlangga dan Menteri Keuangan Prancis Perkuat Kemitraan Ekonomi
Industri tersebut semakin terhimpit karena sebelumnya sudah terkena tarif dari China. Bayrou yang telah bertemu perwakilan industri cognac berharap dapat melakukan pembicaraan terkait dengan tarif bersama dengan Washington dan Beijing.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement